KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, karena atas bimbingan-Nya sehingga laporan
PKL II (out learning system) yang
dilaksanakan di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa
Timur ini diselesaikan dengan baik.
Dengan
didorong oleh makin pentingnya peran lembaga pendidikan, sehingga penulis
beranggapan bahwa PKL II tentang menetapkan materi penyuluhan berdasarkan
Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) menyusun materi penyuluhan dalam bentuk
synopsis dan media penyuluhan pertanian serta menetapkan dan menggunakan metoda
penyuluhan pertanian.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Drs.
Sarjono, MM, selaku pembimbing pertama
2.
Acep Hariri, SST.MP, selaku Pembimbing
II
3.
Sutoyo,SP. MP, selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
4.
Dr. Siti Munifah selaku Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang.
5.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan
pelaksanaan PKL II.
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
ini baik dari segi teknik penulisan maupun materi penyusunannya, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya
membangun, demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, April 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sektor
pertanian mempunyai peranan strategis terutama sebagai penyedia pangan rakyat
Indonesia, berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan baku industri,
bio-energi, penyerapan tenaga kerja yang berdampak pada penurunan tingkat
kemiskinan dan menjaga pelestarian lingkungan. Sejalan dengan hal tersebut,
Kementerian Pertanian Tahun 2010 - 2014 telah menetapkan visi, yaitu “Pertanian
Industrial Unggul Berkelanjutan, Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan
Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Ekspor dan Kesejahteraan Petani”.
Untuk mengimplementasikan sasaran pembangunan pertanian tersebut
sangat diperlukan mengajak seluruh lapisan masyarakat petani dan di luar pertanian. Bentuk ajakan yang sekaligus dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat tersebut di antara melalui
pendidikan non formal seperti penyuluhan. Penyuluhan pertanian merupakan proses
pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu
menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam rangka mengakses informasi pasar,
teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan
produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.
Dalam proses penyuluhan pertanian keberhasilan yang dicapai yaitu
dapat penetapkan pesan/materi yang tepat sesuai dengan sasaran pembangunan
pertanian tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan dari masyarakat petani. Pesan
atau materi penyuluhan pertanian untuk dapat diterima dan dihayati serta
diterapkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan, bila cara penyampaiannya yang
dipilih cocok dengan kondisi dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik ini
akan menentukan keberhasilan di dalam
penyelengaraan program penyuluhan pertanian yang merupakan bagian dari
pembangunan pertanian.
Desa Kandangan
Kecamatan Ngawi dilihat dari keadaan wilayahnya memiliki potensi yang
sebenarnya dapat dilakukan kegiatan usahatani yang mampu meningkatkan
produktivitas dan efesiensi usaha, namun kenyataannya potensi yang ada belum dioptimalkan
secara baik dikarenakan sumberdaya manusia dalam pembangunan pertanian masih kurang. Oleh karena itu
perlu adanya penetapan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja
Tahunan Penyuluhan (RKTP) dan Rencana Kegiatan Penyuluhan, sehingga dari
permasalahan yang muncul dijadikan sebagai panduan dalam menyusun materi
penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian serta
menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan yang akan dipergunakan dalam
kegiatan penyuluhan sesuai dengan Permentan no. 52 tahun 2009.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan II
yang dilaksanakan di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi :
- Menetapkan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
- Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian.
- Menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan pertanian.
1.3. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan II yang dilaksanakan di
Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi :
- Agar penyuluh mampu menetapkan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
- Agar penyuluh mampu menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian.
- Agar penyuluh mampu menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan pertanian.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan pertanian bagian
dari system pembangunan pertanian yang merupakan system pendidikan di luar
sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganya dan anggota
masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan demikian
penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif
guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis
serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan
sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri. Selanjutkan dikatakan bahwa
penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta
masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang
pertanian ,agar mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, social
maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat
dicapai.
Pengertian penyuluhan dalam
arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada
individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai
dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai
suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. Van Den Ban dkk.
(1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk
melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya
memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Selanjutnya dalam draf
Revitalisasi Penyuluhan disebutkan bahwa penyuluhan pertanian adalah kegiatan
pendidikan non formal bagi petani dan keluarganya sebagai wujud jaminan
pemerintah atas hak petani untuk mendapatkan pendidikan. Lebih lengkap lagi
dijelaskan dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian , Perikanan dan Kehutanan ( SP3K), bahwa pengertian penyuluhan
adalah: proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan
mampu menolong dan mengorganesasikan dalam mengakses informasi informasi pasar,
teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non formal
bagi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai jaminan atas hak mendapatkan
pendidikan, yang diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada guna
memperbaiki dan meningkatkan pendapatan kelayakan beserta keluarganya dan lebih
luas lagi dapat meningkatkan kesejahteraanya.
2.2.
Ruang Lingkup Penyuluhan
Pertanian
2.2.1.
Unsur
Penyuluhan
Dalam proses penyuluhan
terdapat beberapa unsur antara lain: penyuluh, materi penyuluhan, media
penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
2.2.2.
Penyuluh
Pertanian
Dalam Undang-Undang No. 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
disebutkan bahwa penyuluh adalah perorangan warga Indonesia yang melakukan
kegiatan penyuluhan di bidang pertanian, baik merupakan penyuluh PNS, swasta
maupun swadaya. Adapun yang menjadi tugas pokok penyuluh adalah menyiapkan,
melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan
pertanian, sehingga penyuluh dituntut mampu melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai penyuluh di lapangan dengan menjadi mitra kerja petani yang berperan
sebagai fasilitator.
2.2.3.
Materi
Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah
bahan penyuluhan yang akan disampaikan kepada pelaku utama ( petani ) dan
pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi: informasi, teknologi,
rekayasa social, manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan.
2.2.4.
Media
Penyuluhan
Media penyuluhan pertanian
adalah merupakan alat komunikasi untuk memindahkan materi penyuluhan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha yang bertujuan untuk memperjelas pemahaman dari
kelayakan tersebut terhadap materi penyuluhan yang disampaikan.
2.2.5.
Metode
Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian
dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada
pelaku utama dan pelaku usaha (kelayakan) beserta keluarganya baik secara
langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat
mempermudah penerapan suatu inovasi. Dalam penggunaan metode penyuluhan dapat
dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan: teknik komonikasi, jumlah
sasaran dan indera penerima dari sasaran (Sumardi 2005).
Beberapa jenis
metode penyuluhan pertanian yang dapat diterapkan:
A.
Ceramah
Ceramah merupakan suatu pertemuan untuk menyampaikan informasi
sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif cepat.
Tujuan : untuk
menyampaikan informasi yang lengkap dengan penyelesaian yang lebih mendalam.
B.
Demonstrasi
Demonstrasi
merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan /
membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan teknologi
pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani – nelayan. Berdasarkan
sasaran yang akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi usahatani
perorangan (demplot), demonstrasi
usahatani
kelompok (demfarm), demonstrasi usahatani gabungan kelompok (dem area)
Tujuan
demonstrasi
a)
Tujuan demonstrasi plot yaitu untuk memberikan contoh bagi petani
disekitarnya untuk menerapkan teknologi baru di bidang pertanian.
b)
Tujuan demonstrasi farm yaitu meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan anggota kelomoktani serta memberikan contah petani disekitarnya
menerapkan teknologi baru melali kerjasama kelompok.
c)
Tujuan demonstrasi area yaitu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan anggota kelompoktani melalui kerjasama antar kelompoktani untuk
menerapkan inovasi baru di bidang pertanian serta memberikan contoh bagi petani
sekitarnya.
C.
Anjangsana
Anjangsana merupakan kunjungan yang terencana yang dilakukan oleh
penyuluh ke rumah/tempat usaha petani tujuan menumbuhkan kepercayaaan diri
petani dan keluarganya.
Dalam anjangsana agar dapat dilakukan secara terencana, penyiapkan
kebutuhan teknologi yang diperlukan petani serta bahan informasi seperti :
brosur, folder, folder dan media lainnya.
D.
Kursus Tani
Kursus tani merupakan proses belajar mengajar yang khusus
diperuntukan bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara
sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan dari
kursus tani :
a)
Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kecakapan petani dalam
memecahkan masalah yang dijumpai dalam usahataninya
b)
Meningakatkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan dalam
menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan .
c)
Menumbuhkan calon kontaktani yang bersedia dan mampu menyebarkan
teknologi pertanian yang lebih menguntungkan
d)
Menggugah dan mengembangkan kesadaran dan swadaya serta
kepemimpinan keluarga tani.
E.
Magang
Magang merukan proses belajar mengajar antara petani, dimana
seorang petani belajar dari pengalaman kerjanya pada suatu usahatani dalam
keadaan sesungguhnya di lapangan dengan bimbingan petani yang berhasil
menjalankan usahanya.
Tujun dari
magang:
a)
Menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa
kewirausahaan petani
b)
Menumbuhkan minat dan keyakinan petani pemagang terhadap usahatani
sebagai sumber mata pencaharian.
c)
Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan social dan interaksi
positif antar sesama petani
d)
Meningkatkan ketrampilan, kecakapan dan rasa percaya diri petani
pengajar dalam mengajar petani lain.
F.
Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antar kelompok andalan
(KTNA) dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan
berkesinambungan untuk membicarakan memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan
mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah
dan kegiatan petani dalam rangka pembangunan pertanian.
Tujuan
a) Memahami
keadaan dan masalah yang dihadapi pembangunan pertanian di lapangan.
b) Mencapai
kesepakatan bersama tentang pemecahan maslah berserta penyusunan rencana
kegiatan yang mencakup usahatani dan kehidupan petani dan keluarganya.
c) Melaksnakan
penerapan kegiatan di lapangan sesuai dengan kesepakatan bersama.
d) Meningkatkan
peranan dan peranserta petani sebagai subyek pembangunan
e) Mewujudkan
hubungan timbal balik yang serasi antar kontaktani dan pemerintah dalam
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa
yang akan datang.
G.
Pameran
Pameran merupakan usaha untuk memperhatikan atau mempertunjukan
model, contoh, barang, peta, grafik, benda hidaup dan sebagainya secara
sistematis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap
usaha komunikasi yaitu menarik perhatian, mengguggah hati dan membangkitkan
keinginan serta bila memungkin tahap menyakinkan diharapkan dapat juga
tercapai.
Tujuan
a)
Mempengaruhi orang untuk menerima cara-cara baru dan
memperlihatkan teknologi baru sekaligus ditunjukan hasil-hasil yang telah
dicapai.
b)
Menarik perhatian banyak orang dan meningkatkan pengertian dan
minat
c)
Menumbuhkan pengertian dan apresiasi terhadap pembangunan
pertanian
H.
Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan dengan aturan tertentu untuk
menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani untuk mencapai prestasi yang
diinginkan secara maksimal
Tujuan
a)
Menarik perhatian petani terhadap suatu hal dalam usahatani
b)
Meningkatkan prestasi petani dalam berusahatani yang lebih baik
dan lebih menguntngkan
c)
Menumbuhkan dan meningkatkan peransaerat petani dan kerjasama
diantara petani.
I.
Pertemuan Diskusi
Pertemuan
diskusi merupakan pertmuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan
biasanya diadakan untuk bertukar pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan
diselenggarakan tau gua mengumpulakan saran-saran untuk memecahkan persoalan
Tujuan
Mengajak petani
untuk membicarakan dan memecahkan maslah yang berkaitan dengan penerapan
teknologi baru, penyaluran sarana produksi, pemasaran hasil, pengorganisasian kegiatan
kelompok tani dan kelestarian sumberdaya alam.
J.
Temu Karya
Temu karya merupakan pertemuan antar petani untuk bertukar pikiran
dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu ketrampilan dan
pengetahuan untuk diterapkan.
Tujuan
a)
Membuka kesempatan tukar menukar pengalaman dan ketrampilan
b)
Mempercepat penerapan teknologi baru.
c)
Memperluas cakrawala berfikir
d)
Meningkatkan keakraban antar petani
K.
Temu Lapang
Temu lapang merupakan pertemuan antara petani dengan peneliti
untuk salaing tukar menukar informasi tentang tenologi yang dihasilkan oleh
peneliti dan umpan baik dari petani.
Tujuan
a)
Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi
teknologi hasil penelitian
b)
Membuka kesempatan bagi peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari
hasil-hasil penelitiannya
c)
Menyalurkan teknologi di kalangan petani secara lebih cepat.
2.2.6.
Sasaran
Penyuluhan
Dalam UU No. 16 tahun 2006
telah disebutkan bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah: pelaku utama dan
pelaku usaha. Dimaksud pelaku utama disini adalah petani yang merupakan warga
Negara Indonesia beserta keluarganya atau koperasi yang mengelola usaha
dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran satwa dan
tumbuhan didalam dan disekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani,
agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang. Sedangkan pelaku usaha dimaksud
adalah: perorangan warga Negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut
hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.
2.2.7.
Tujuan
Penyuluhan
Dalam penyuluhan pertanian
ada dua tujuan yang akan dicapai yaitu : tujuan jangka panjang dan tujuan
jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah hanya menumbuhkan
perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi: perubahan
pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani. Tujuan jangka panjang yaitu
meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani.
2.2.8.
Prinsip
Penyuluhan Pertanian
Prinsip penyuluhan
pertanian adalah pedoman atau pegangan dalam menyelenggarakan kegiatan
penyuluhan yang dapat diterima kebenarannya dalam bertingkah laku. Untuk itu
penyelenggaraan penyuluhan harus: menurut keadaan yang nyata, ditujukan kepada
kepentingan dan kebutuhan sasaran, merupakan pendidikan yang demokrasi,
perencanaanya disusun bersama, bersifat fleksibel dan penilaian hasil
didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi pada sasaran.
2.2.9.
Filosofi
Penyuluhan Pertanian
Filosofi Penyuluhan
Pertanian adalah menolong orang agar dapat menolong dirinya, keluarga dan
masyarakatnya untuk menjadi yang lebih baik. Untuk itu penyuluhan pertanian
merupakan proses pendidikan, proses demokrasi dan proses yang terus menerus
yang disesuaikan dengan perkembangan jaman.
BAB
III
METODOLOGI
3.1.
Lokasi dan Waktu
Kegiatan pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) II Kompetensi Penyuluhan Pertanian dilaksanakan di
Wilayah Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi dilaksanakan selama 2 bulan yang
dimulai pada bulan
April 2014 sampai dengan bulan Juli 2014.
3.2.
Metode Pelaksanaan
3.2.1. Tahapan
Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian
Dasar
pertimbangan untuk pemilihan metoda
dan teknik penyuluhan pertanian dengan melakukan tahapan :
1. Mengidentifikasi
dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan perlengkapannya, keadaan
daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan.
Setelah
memiliki data dasar, kegiatan selanjutnya menetapkan tahap penerapan sasaran.
Untuk keperluan in penyuluh dapat menganalisis dari sebagian data. Apa tahap
penerapan sasaran sudah ada atau sudah disiapkan, maka langkah berikutnya
adalah mencoba menetapkan alternatif metode penyuluhan.
2. Menetapkan
alternatif metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode ini dapat didekati
dengan penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu secara pendekatan massal,
kelompok maupun perorangan.
a. Metode
dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan
minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
b. Metode
dengan pendekatan kelompok dapat dipergunakan untuk lebih rinci memberikan
informasi tentang suatu teknologi atau praktik.
Metode tersebu ditujukan untuk dapat membantu
seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap
menerapkan.
c. Metode
pendekatan perorangan , dapat sangat berguna dalam tahap mencoba hingga
menerapkan, metode perorangan ini dilakukan apabila sasaran sudah hampir
samapai tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan
untuk memantapkan keputusnya.
d. Untuk
faktor ini juga tidak lepas dari pengalaman dan masa kerja /tugas penyuluh.
Penyuluh yang belum memiliki pengalaman atau dalam taraf permulaan metode
penyuluhan yang terbaik adalah pendekatan perorangan. Bila kemampuan dalam
pengenal sasaran dan keadaan lapangan sudah dimiliki, maka metode penyuluhan
yang efektif dalam menjangkau sasaran adalah pendekatan kelompok atau massal.
3.
Menetapkan metode penyuluhan pertanian. Penyuluh baru dapat
memikirkan metode yang cocok dengan kondisi keadaan lapangan dan sasaran.
Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih/ beberapa metode.
Dalam mencapai
suatu tujuan perlu dilaksanakan pemecahan dengan kombinasi metode tertentu.
Pertimbangan tentang musim, keadaan usahtani, permasalahan di lapangan,
fasilitas sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan terdahulu, sangat
diperlukan dalam menetapkan kombinasi metode. Pertimbangan akan menghasilkan
permilihan ini satu atau lebih metode penyuluhan.
3.2.2. Penyusunan
materi penyuluhan pertanian
- Penyusunan LPM
Materi yang
telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam Lembar
Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh
menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM dicantumkan hal-hal yang
akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi penyuluhan.
Berikut adalah contoh format LPM.
- Penyusunan Sinopsis
Selain LPM
perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam
“sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas.
Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi
tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri
ditulis dalam bentuk narasi.
Sinopsis
terdiri dari dua versi, yaitu :
Sinopsis yang
ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah ditulis secara lengkap
Sinopsis yang
ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk
fiksi maupun non-fiksi.
Langkah-langkah membuat sinopsis karya yang sudah ada adalah:
a.
Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi;
b.
Menyediakan waktu khusus untuk membaca;
c.
Membaca dalam kondisi rileks – tanpa tekanan;
d.
Pahami materi;
e.
Pikirkan sinopsis yang akan ditulis siapa pembacanya?;
f.
Tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Sedangkan langkah-langkah
membuat sinopsis untuk menyampaikan ide atau gagasan,adalah :
a.
Pemetaan materi yang akan disampaikan: siapa sasarannya?;
b.
Sinopsis yang telah ditulis perlu disertai lembar-lembar
presentasi detail gagasan sebagai pendukungnya;
c.
Siap menerima kritikan dan melakukan revisi (apabila dianggap
perlu) bahkan mungkin merombak (re-writing);
d.
Mempertimbangkan segi ekonomi
e.
Siap mempresentasikan sinopsis.
3.2.3.
Pelaksanaan Penyuluhan
Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang baik harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti :
Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM) media penyuluhan, berita acara penyuluhan,
daftar hadir, dan
persiapan-persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung kelancaran dalam
pelaksaan penyuluhan pertanian.
Langkah-langkah dalam
pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut :
1.
Siapkan
seluruh sumberdaya yang telah dimiliki (materi, media, lokasi, penetapan lokasi
dan waktu, undangan) untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
2.
Konsultasikan
segala persiapan yang telah dilakukan kepada pembimbing eksternal, ajukan
pertenyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mahasiswa sebelum pelaksanaan kegiatan
penyuluhan. pertanyaan dapat berkaitan dengan masalah teknis mateti penyuluhan
ataupun masalah non teknis. Minta;ah kesediaan penyuluh pendamping untuk
membantu jika terdapat kesulitan ditengah elaksanaan kegiatan penyuluhan.
Hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri ketika melakukan
penyuluhan.
3.
Sebelum
acara penyuluha dimulai, lakukan pendekatan personal secara sekilas kepada
sasaran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan “rasa kedekatan” dan “mengurangi
rasa canggung” sebagai bagian dari penerapan pendidikan orang dewasa.
4.
Lakukan
penyuluhan sesuai dengan format yang tertera dalam LPM.
3.2.4.
Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) II di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten
Ngawi Propinsi Jawa Timur dapat disajikan pada Tabel 1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Deskripsi Umum Wilayah
Desa Kandangan merupakan salah satu bagian dari Kecamatan
Ngawi yang memiliki luas wilayah ± 70,56
Km² dengan topografi dataran. Dari kantor desake kecamatanberjarak ± 1 Km2, jarak ke pusat kota ± 2
Km2 berupa jalan aspal dengan kondisi cukup baik. Batas wilayah desa yaitu:
·
Sebelah
Utara :Desa Kartoharjo
·
SebelahTimur : Desa Klitik
·
Sebelah
Selatan : Kecamatan
Kasreman
·
Sebelah
Barat :Desa Mangunharjo
Kondisi
umum wilayah Desa Kandangan adalah sebagai berikut:
·
PH : 6 - 7
·
Ketinggiantempat : 51 m dpl
·
Irigasi : Teknisdan ½ teknis
·
Jenis
Tanah : Lempungliat, Gromosol
·
Suhu : ± 25-30o celcius
Dari perhitungan rata-rata curah hujan
5 tahun terakhir (BPP Kecamatan Ngawi), mempunyai bulan basah 7 bulan, dan 5
bulan kering.
4.1.1.
Kependudukan
Penduduk Desa
Kandangan terdiri atas 1715 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk
berkisar 5.171jiwa, yang terdiri atas penduduk laki-laki 2736 jiwadan perempuan
2435 jiwa. Hal ini berarti sebagian besar penduduk di Desa Kandangan didominasi
oleh laki-laki.
Jumlah penduduk
Desa Kandangan menurut umur dapat disajikan pada Tabel 1, jumlah penduduk
menurut tingkat pendidikan dapat disajikan pada Tabel 2, dan jumlah penduduk
menurut mata pencaharian dapat disajikan pada Tabel 3.
Tabel
1 Jumlah Penduduk Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Menurut Umur
No
|
Umur
(Tahun)
|
Jumlah
(Jiwa)
|
1.
|
0-4
|
269
|
2.
|
5-9
|
303
|
3.
|
10-14
|
577
|
4.
|
15-19
|
699
|
5.
|
20-24
|
340
|
6.
|
25-29
|
452
|
7.
|
30-34
|
377
|
8.
|
35-39
|
411
|
9.
|
40-44
|
749
|
10.
|
45-49
|
426
|
11.
|
>
50
|
568
|
Jumlah
|
5.171
|
Sumber
data : BPP Kecamatan Ngawi
Tabel
2 Jumlah Penduduk Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Menurut Tingkat Pendidikan
No
|
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah
(Jiwa)
|
1.
|
Tidak Tamat
SD
|
1.997
|
2.
|
Belum Tamat
SD
|
331
|
3.
|
Tamat SD
|
1.617
|
4.
|
Tamat SMP
|
871
|
5.
|
Tamat SMA
|
295
|
6.
|
D3
|
42
|
7.
|
Sarjana
|
18
|
Jumlah
|
5.171
|
Sumber
data : BPP Kecamatan Ngawi
Tabel
3 Jumlah Penduduk Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Menurut Mata Pencaharian
No
|
Mata Pencaharian
|
Jumlah
(Jiwa)
|
1.
|
Petani
|
1.315
|
2.
|
Buruh Tani
|
987
|
3.
|
PNS
|
31
|
4.
|
TNI/POLRI
|
15
|
5.
|
Swasta
|
545
|
6.
|
Dagang
|
35
|
7.
|
Tukang
|
30
|
Jumlah
|
5.171
|
Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi
4.1.2.
Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan yang ada di Desa Kandangan
Kecamatan Ngawi dapat menunjang perkembangan pembangunan baik formal
maupun non formal sampai akhir tahun 2012 adalah kelembagaan
formal berupa Tk, SD, SMP, dan SMA serta kelembagaan non formal berupa kelembagaan kelompoktani.
Kelembagaan non
formal berupa kelompok tani yang ada di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi
berjumlah 8 (delapan) antara lain:
1.
Kelompok Tani Sri Lestari
2.
Kelompok Tani Sri Lestar II
3.
Kelompok Tani Ngudi Rahayu I
4.
Kelompok Tani Ngudi Rahayu II
5.
Kelompok Tani Sri Mulyo
6.
Kelompok Tani Sido Makmur
7.
Kelompok Tani Sido Makmur II
8.
Kelompok Tani Karang Tani
Dari tingkat kemampuan kelas kelompok di Desa Kandangan
Kecamatan Ngawi terdapat 7 kelompok kelas lanjut dan 1 kelompok kelas madya.
4.1.3.
Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan usahatani bagi masyarakat di Desa Kandangan pada umumnya, pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan. Beberapa sarana dan prasarana dapat disajikan
pada tabel.4.
Tabel 4.Sarana dan Prasarana Pertanian
Jenis
Sarana
|
Jumlah
|
Kondisi
baik/buruk
|
Dam/Bendungan
|
-
|
-
|
Saluran
Primer
|
-
|
-
|
Saluran
sekunder
|
-
|
-
|
Saluran
Tersier
|
-
|
-
|
Box Bagi
|
-
|
-
|
Talang
|
-
|
-
|
Dam Parit
|
-
|
-
|
Gorong-gorong
|
-
|
-
|
Bangunan
Terjun
|
-
|
-
|
Sumur Dangkal
|
57
|
-
|
Sumur Dalam
|
-
|
-
|
Sumur Resapan
|
-
|
-
|
Irigasi
Sprinkler
|
8
|
Baik
|
Irigasi Tetes
|
-
|
-
|
Sumber/mata
air
|
1
|
Sumber
data : BPP Kecamatan Ngawi
Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) sudah menjadi salah satu indicator pertanian modern. Alsintan yang sesuai dengan lingkungan dan kondisi tempat dapat lebih menghemat baik waktu, tenaga maupun biaya usahatani, sehingga skala usahatani, lebih ekonomis mudah diwujudkan. Jenis dan banyaknya alinstan di Desa Kandangan
dapat disajikan padaTabel 5, tabel 6 dan
tabel 7:
Tabel.5.Prasarana Alsintan
Jenis
Sarana
|
Kondisi
|
||
Jumlah
|
Baik
|
Buruk
|
|
Hand Traktor
roda 2
|
8
|
Baik
|
-
|
Hand Traktor
roda 4
|
-
|
-
|
-
|
Power Trester
|
2
|
-
|
-
|
Hand Spayer
|
20
|
Baik
|
-
|
Power Spayer
|
-
|
-
|
-
|
Pompa Air
|
58
|
Baik
|
-
|
Pompa Hidran
|
-
|
-
|
-
|
RMU
|
7
|
Baik
|
-
|
Dryer Tegak
|
-
|
-
|
-
|
Dryer Datar
|
-
|
-
|
-
|
Power Tiler
|
-
|
-
|
-
|
APPO
|
-
|
-
|
-
|
Reaper
|
-
|
-
|
-
|
Mist Blower
|
-
|
-
|
-
|
Sumber
data : BPP Kecamatan Ngawi
Tabel.6.PrasaranaPeralatanPertanian
Jenis
Prasarana
|
Kondisi
|
||
Jumlah
|
Baik
|
Buruk
|
|
Cangkul
|
2832
|
Baik
|
-
|
Sabit
|
1200
|
Baik
|
-
|
Sabit
Bergerigi
|
80
|
Baik
|
-
|
Gunting
Pangkas
|
25
|
Baik
|
-
|
Kultivator
|
-
|
-
|
-
|
Emposan
|
-
|
-
|
-
|
Light Trap
|
-
|
-
|
-
|
Kincir Pompa
|
-
|
-
|
-
|
Screenhouse
|
-
|
-
|
-
|
Vacuum Seller
|
-
|
-
|
-
|
Sumber
data : BPP Kecamatan Ngawi
Tabel.7.. Tabel Penyedia Saprodi
Jenis Usaha
|
Jumlah
|
Kondisi
|
Kios Pertanian
|
1
|
Baik
|
Bank BPR
|
-
|
-
|
Koperasi
|
1
|
Baik
|
BMT
|
-
|
-
|
Sumber
data : BPP Kecamatan Ngawi
4.1.4.
Data Produksi, Luasan Areal Usaha Tani, dan Populasi
Ternak
Tabel 8. Data
Produksi, Luasan Areal Usaha Tani Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten
Ngawi
No
|
Jenis Tanaman
|
Luas Tanam
(Ha)
|
Luas Panen
(Ha)
|
Produksi
(Ha)
|
1.
|
Padi
|
936
|
936,00
|
59,30
|
2.
|
Jagung
|
56
|
56,00
|
4,90
|
3.
|
Kedelei
|
173
|
173,00
|
1,10
|
4.
|
Kacang tanah
|
3
|
3,00
|
1,10
|
5.
|
Kacang hijau
|
1
|
1,00
|
-
|
6.
|
Ubi kayu
|
8
|
8,00
|
11,80
|
7.
|
Bawang merah
|
1
|
1,00
|
19,00
|
8.
|
Kacang panjang
|
0,10
|
0,10
|
0,25
|
9.
|
Cabe besar
|
0,10
|
0,10
|
0,10
|
10.
|
Cabe rawit
|
0,05
|
0,05
|
-
|
11.
|
Tomat
|
0,10
|
0,10
|
-
|
12.
|
Terong
|
0,10
|
0,10
|
-
|
15.
|
Ketimun
|
0,50
|
0,50
|
-
|
16.
|
Melon
|
1,5
|
1,50
|
-
|
17.
|
Mangga gadung
|
2.114
|
19.787,00
|
-
|
Sumberdata : BPP KecamatanNgawi
Tabel 9. Data
Populasi dan Produksi Ternak Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi
No
|
Jenis Ternak
|
Populasi
(Ekor)
|
Produksi
(Ton)
|
1.
|
Sapi potong
|
1.549
|
232,4
|
2.
|
Kambing
|
210
|
3.150,0
|
3.
|
Domba
|
85
|
1.530,0
|
4.
|
Ayam buras
|
1.596
|
957,0
|
5.
|
Itik
|
175
|
175
|
Sumberdata : BPP
KecamatanNgawi
4.2.
Penetapan Materi Penyuluhan
Penentuan dan
penetapan materi penyuluhan pertanian dilakukan berdasarkan percepatan terhadap
Programa Pertanian / RKTP / kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
Beberapa syarat
materi penyuluhan antara adalah keuntungan (profitable),
mengisi kegiatan yang ada (complementer),
tidak boleh bertentangan dengan adat istiadat (compatibility), sederhana (simplicity),
pengetahuan, biaya dan sarana tersedia (availability),
dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil (immediate amplicability), ongkos tambahan yang murah, tidak
beresiko tinggi, impact menarik, dalam dilakukan dalam berbagai keadaan dan
mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda.
4.3.
Penyusunan Sinopsis dan Media Penyuluhan
Sinopsis berasal
dari kata Synopical yang artinya
ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan sebagai ringkasan
suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non fiksi) dan sinopsis
itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.
Sinopsis terdiri
dari dua versi, yaitu : a) Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang
sudah ada atau sudah ditulis secara lengkap dan b) Sinopsis yang ditulis untuk
persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk fiksi maupun
non –fiksi.
Materi yang telah
ditentukan untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam Lembar
Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh
dalam menyampaikan materi penyuluhannya,karena didalam LPM dicantumkan hal-hal
yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi
penyuluhan.
Alat bantu
penyuluhan diperlukan untuk memperjelas kegiatan penyuluhan serta memberikan
suasana nyaman bagi sasaran. Alat bantu penyuluhan dapat berupa
kurikulum,LPM,alat tulis,hingga kelengkapan ruangan. Sedangkan alat peraga
penyuluhaan adalah alat atau benda yang dapat diamati,didengar,diraba atau
dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan
atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh, agar lebih
mudah diterima dan dipahami (Mardikanto,2009).
Salah satu factor
yang penting penggunaan media penyuluhan pertanian sangat tergantung dengan
tujuan penyuluhanyang ingin dicapai. Media penyuluhan pertanian secara umum
media penyuluhan dibedakan atas benda sesungguhnya atau tiruan,tercetak, audio
atau audio visual yang harus dipersiapkan dengan baik oleh seorang penyuluh.
Media penyuluhan
berperan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan
penyuluhan. Dalam menentukan media yang tepat perlu dipertimbangkan :
a.
Kesesuaian antara media dengan metode yang digunakan,
misalnya penyuluh bermaksud mendemontrasikan proses pembuatan bokashi maka
digunakan media benda sesungguhnya.
b.
Ketersediaan dan kemampuan penyuluh dalam menyediakan
media, misalnya seorang penyuluh merasa sudah akrab menggunakan peta singkap
maka dia bisa menggunakan media tersebut.
c.
Biaya yang diperlukan untuk membuat ataupun memperbanyak.
4.4.
Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan
Pada dasarnya,
penyuluhan merupakan proses komunikasi yang khusus untuk pengembangan dan
proses perubahan perilaku melalui pendidikan. Sifat khusus penyuluhan adalah
sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa untuk terjadinya
perubahan perilaku.
Prinsip yang
perlu menjadi perhatian dalam penetapan metode penyuluhan adalah : a)
pengembangan untuk berpikir kreatif, b) setiap individu terikat dengan
lingkungan sosialnya, c) menciptakan hubungan akrab, d) memberikan sesuatu
untuk terjadinya perubahan dan e) tempat yang paling baik adalah ditempat
kegiatan sasaran (Suzuki,1984).
Faktor yang
mempengaruhi efektifitas metode dan teknik penyuluhan antara lain adalah (1)
tujuan yang hendak dicapai, (2) pendekatan penyuluhan pertanian yang digunakan,
(3) karakteristik sasaran, (4) karakteristik wilayah, (5) sifat materi yang
disampaikan, (6) media yang digunakan, (7) kemampuan penyuluh, (8) kebijakan
pemerintah, dan (9) ketersediaan biaya dan sarana pendukung.
4.5.
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Pada dasarnya,
penyuluhan merupakan proses komunikasi yang khusus untuk pengembangan dan
perubahan perilaku melalui pendidikan. Oleh karena itu, sifat khusus penyuluhan
adalah sebagai sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa untuk
terjadinya perubahan perilaku.
Pelaksanaan
penyuluhan merupakan kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
menerapkan salah satu programa penyuluhan yang telah tersusun atau penyuluhan
berdasarkan inventarisasi sendiri atas dasar kebutuhan pelaku utama atau pelaku
usaha pada saat itu. Pelaksanaan penyuluhan pada dasarnya mengimplementasikan
segala unsur penyuluhan yang meliputi : sasaran, masalah, tujuan, materi,
metode, teknik, media, sumber biaya, penanggung jawab, dan keterangan lainnya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyuluhan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses perubahan yang diupayakan melalui kegiatan penyuluhan
dapat terjadi karena :
a.
Keadaan pribadi sasaran penyuluhn, terutama sangat
tergantung pada besarnya motivasi untuk melakukan perubahan.
b.
Keadaan lingkungan fisik, yang mencakup jenis tanah,
ketersediaan pakan, ketersediaan air dan keadaan alam lain yang mempengaruhi
tingkat kesuburan tanah.
c.
Lingkungan sosial budaya masyarakat disekitar tempat
tinggal.
d.
Jenis dan aktivitas kelembagaan yang tersedia dan
mendukung kegiatan penyuluhan pertanian.
Pelaksanaan
penyuluhan yang baik harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti :
Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM), media penyuluhan, berita acara penyuluhan,
daftar hadir, dan persiapan-persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung
kelancaran dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian.
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Pada dasarnya,
penyuluhan merupakan proses komunikasi yang khusus untuk pengembangan dan
perubahan perilaku melalui pendidikan. Oleh karena itu, sifat khusus penyuluhan
adalah sebagai sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa untuk
terjadinya perubahan perilaku.
Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan yang baik harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti :
Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM) media penyuluhan, berita acara penyuluhan,
daftar hadir, dan
persiapan-persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung kelancaran dalam
pelaksaan penyuluhan pertanian.
Pelaksanaan
penyuluhan merupakan kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan
menerapkan salah satu programa penyuluhan yang telah tersusun atau penyuluhan
berdasarkan inventarisasi sendiri atas dasar kebutuhan pelaku utama atau pelaku
usaha pada saat itu. Pelaksanaan penyuluhan pada dasarnya mengimplementasikan
segala unsur penyuluhan yang meliputi : sasaran, masalah, tujuan, materi,
metode, teknik, media, sumber biaya, penanggung jawab, dan keterangan lainnya
yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyuluhan.
5.2.
Saran
Sebelum penulis
menutup laporan ini, penulis memberikan sedikit saran untuk kemajuan bagi semua
pihak yaitu :
a.
Petani
Diharapkan agar petani dapat mendapatkan pengetahuan,
inovasi dan teknologi tentang pembuatan bokashi secara baik dan dapat di
aplikasikan penggunaan pupuk organik di lahan petani sendiri agar dapat menekan
penggunaan pupuk non organik yang dapat merusak struktur tanah dan lingkungan.
b.
STPP Malang
Dengan adanya program praktek kerja lapangan ini
diharapkan terjadi hubungan kerjasama yang baik antara pihak akademik dan pihak
setempat dan stakeholder lainnya.
c.
Pejabat setempat
Diharapkan kepada pejabat setempat agar dapat
memfasilitasi kegiatan praktek kerja lapangan serta dapat mendukung kegiatan
praktek kerja lapangan yang dilakukan mahasiswa STPP Malang.
d.
Penyuluh
Diharapkan kepada penyuluh agar dapat membantu mahasiswa
dalam kegiatan praktek kerja lapangan serta memfasilatasi mahasiswa dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani.
DAFTAR
PUSTAKA
Ban Van Den, Hawkins HS, dan
Kanisius.
Yogyakarta 1998: Penyuluhan Pertanian.
Departemen Kehutanan. 1996. Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Penyuluhan
Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departeman Kehutanan,
Departemen Pertanian. 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluhan.
Pertanian. Pusat Penyuluhan Pertanian. Jakarta.
Kusnadi T. 1999. Universitas Terbuka. Jakarta: Modul Teknik Penyuluhan Pertanian.
Mardikanto T. 2009. Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Sistem
Penyuluhan Pertanian.
Soediyanto Padmowihardjo. 1994. Universitas Terbuka. Jakarta: Modul Metode Penyuluhan Pertanian.
Undang-undang No. 16 2006 tentang Sistem Penyuluhan
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.