Jumat, 08 Agustus 2014

Laporan Kegiatan Penyuluhan di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas bimbingan-Nya sehingga laporan PKL II (out learning system) yang dilaksanakan di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur ini diselesaikan dengan baik.
Dengan didorong oleh makin pentingnya peran lembaga pendidikan, sehingga penulis beranggapan bahwa PKL II tentang menetapkan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian serta menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan pertanian.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Drs. Sarjono, MM, selaku pembimbing pertama
2.      Acep Hariri, SST.MP, selaku Pembimbing II
3.      Sutoyo,SP. MP, selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Pertanian.
4.      Dr. Siti Munifah selaku Ketua Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang.
5.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan pelaksanaan PKL II.  
Dalam hal ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini baik dari segi teknik penulisan maupun materi penyusunannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun, demi  kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.


                                                                                  Malang,     April 2014

                                                                                             Penulis






          


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan strategis terutama sebagai penyedia pangan rakyat Indonesia, berkontribusi nyata dalam penyediaan bahan baku industri, bio-energi, penyerapan tenaga kerja yang berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan dan menjaga pelestarian lingkungan. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian Tahun 2010 - 2014 telah menetapkan visi, yaitu “Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan, Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Ekspor dan Kesejahteraan Petani”.
Untuk mengimplementasikan sasaran pembangunan pertanian tersebut sangat diperlukan mengajak seluruh lapisan masyarakat petani dan di luar pertanian. Bentuk ajakan yang sekaligus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat tersebut di antara melalui pendidikan non formal seperti penyuluhan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam rangka mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan.
Dalam proses penyuluhan pertanian keberhasilan yang dicapai yaitu dapat penetapkan pesan/materi yang tepat sesuai dengan sasaran pembangunan pertanian tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan dari masyarakat petani. Pesan atau materi penyuluhan pertanian untuk dapat diterima dan dihayati serta diterapkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan, bila cara penyampaiannya yang dipilih cocok dengan kondisi dari masyarakat petani. Memilih cara atau metode/teknik ini akan menentukan keberhasilan di dalam penyelengaraan program penyuluhan pertanian yang merupakan bagian dari pembangunan pertanian.
Desa Kandangan Kecamatan Ngawi dilihat dari keadaan wilayahnya memiliki potensi yang sebenarnya dapat dilakukan kegiatan usahatani yang mampu meningkatkan produktivitas dan efesiensi usaha, namun kenyataannya potensi yang ada belum dioptimalkan secara baik dikarenakan sumberdaya manusia dalam pembangunan pertanian masih kurang. Oleh karena itu perlu adanya penetapan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluhan (RKTP) dan Rencana Kegiatan Penyuluhan, sehingga dari permasalahan yang muncul dijadikan sebagai panduan dalam menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian serta menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan yang akan dipergunakan dalam kegiatan penyuluhan sesuai dengan Permentan no. 52 tahun 2009.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan II yang dilaksanakan di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi :
  1. Menetapkan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
  2. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian.
  3. Menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan pertanian.

1.3. Manfaat
Manfaat dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan II yang dilaksanakan di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi :
  1. Agar penyuluh mampu menetapkan materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP).
  2. Agar penyuluh mampu menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media penyuluhan pertanian.
  3. Agar penyuluh mampu menetapkan dan menggunakan metoda penyuluhan pertanian.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.        Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan pertanian bagian dari system pembangunan pertanian yang merupakan system pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganya dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian, dengan demikian penyuluhan pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dan penhidupannya dengan kekuatan sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri. Selanjutkan dikatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian ,agar mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, social maupun politik, sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu social yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. Van Den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.
Selanjutnya dalam draf Revitalisasi Penyuluhan disebutkan bahwa penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non formal bagi petani dan keluarganya sebagai wujud jaminan pemerintah atas hak petani untuk mendapatkan pendidikan. Lebih lengkap lagi dijelaskan dalam Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian , Perikanan dan Kehutanan ( SP3K), bahwa pengertian penyuluhan adalah: proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong dan mengorganesasikan dalam mengakses informasi informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian adalah kegiatan pendidikan non formal bagi pelaku utama dan pelaku usaha sebagai jaminan atas hak mendapatkan pendidikan, yang diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada guna memperbaiki dan meningkatkan pendapatan kelayakan beserta keluarganya dan lebih luas lagi dapat meningkatkan kesejahteraanya.

2.2.        Ruang Lingkup Penyuluhan Pertanian
2.2.1.    Unsur Penyuluhan
Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa unsur antara lain: penyuluh, materi penyuluhan, media penyuluhan, metode penyuluhan, sasaran penyuluhan dan tujuan penyuluhan.
2.2.2.    Penyuluh Pertanian
Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, disebutkan bahwa penyuluh adalah perorangan warga Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan di bidang pertanian, baik merupakan penyuluh PNS, swasta maupun swadaya. Adapun yang menjadi tugas pokok penyuluh adalah menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan penyuluhan pertanian, sehingga penyuluh dituntut mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh di lapangan dengan menjadi mitra kerja petani yang berperan sebagai fasilitator.
2.2.3.    Materi Penyuluhan
Materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang akan disampaikan kepada pelaku utama ( petani ) dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi: informasi, teknologi, rekayasa social, manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan.


2.2.4.    Media Penyuluhan
Media penyuluhan pertanian adalah merupakan alat komunikasi untuk memindahkan materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha yang bertujuan untuk memperjelas pemahaman dari kelayakan tersebut terhadap materi penyuluhan yang disampaikan.
2.2.5.    Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi penyuluhan kepada pelaku utama dan pelaku usaha (kelayakan) beserta keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka lebih mudah memahami dan dapat mempermudah penerapan suatu inovasi. Dalam penggunaan metode penyuluhan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan: teknik komonikasi, jumlah sasaran dan indera penerima dari sasaran (Sumardi 2005).
Beberapa jenis metode penyuluhan pertanian yang dapat diterapkan:
A.    Ceramah
Ceramah merupakan suatu pertemuan untuk menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif cepat.
Tujuan : untuk menyampaikan informasi yang lengkap dengan penyelesaian yang lebih mendalam.
B.    Demonstrasi
Demonstrasi merupakan suatu metode penyuluhan di lapangan untuk memperlihatkan / membuktikan secara nyata tentang cara dan atau hasil penerapan teknologi pertanian yang telah terbukti menguntungkan bagi petani – nelayan. Berdasarkan sasaran yang akan dicapai demonstrasi dibedakan atas demostrasi usahatani perorangan (demplot), demonstrasi
usahatani kelompok (demfarm), demonstrasi usahatani gabungan kelompok (dem area)
Tujuan demonstrasi
a)    Tujuan demonstrasi plot yaitu untuk memberikan contoh bagi petani disekitarnya untuk menerapkan teknologi baru di bidang pertanian.
b)    Tujuan demonstrasi farm yaitu meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan anggota kelomoktani serta memberikan contah petani disekitarnya menerapkan teknologi baru melali kerjasama kelompok.
c)    Tujuan demonstrasi area yaitu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota kelompoktani melalui kerjasama antar kelompoktani untuk menerapkan inovasi baru di bidang pertanian serta memberikan contoh bagi petani sekitarnya.
C.   Anjangsana
Anjangsana merupakan kunjungan yang terencana yang dilakukan oleh penyuluh ke rumah/tempat usaha petani tujuan menumbuhkan kepercayaaan diri petani dan keluarganya.
Dalam anjangsana agar dapat dilakukan secara terencana, penyiapkan kebutuhan teknologi yang diperlukan petani serta bahan informasi seperti : brosur, folder, folder dan media lainnya.
D.   Kursus Tani
Kursus tani merupakan proses belajar mengajar yang khusus diperuntukan bagi petani dan keluarganya yang diselenggarakan secara sistematis, teratur dan dalam jangka waktu tertentu.
Tujuan dari kursus tani :
a)    Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kecakapan petani dalam memecahkan masalah yang dijumpai dalam usahataninya
b)    Meningakatkan pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan dalam menerapkan teknologi yang lebih menguntungkan .
c)    Menumbuhkan calon kontaktani yang bersedia dan mampu menyebarkan teknologi pertanian yang lebih menguntungkan
d)    Menggugah dan mengembangkan kesadaran dan swadaya serta kepemimpinan keluarga tani.
E.    Magang
Magang merukan proses belajar mengajar antara petani, dimana seorang petani belajar dari pengalaman kerjanya pada suatu usahatani dalam keadaan sesungguhnya di lapangan dengan bimbingan petani yang berhasil menjalankan usahanya.
Tujun dari magang:
a)    Menumbuhkan kreativitas, sikap kritis, rasa percaya diri dan jiwa kewirausahaan petani
b)    Menumbuhkan minat dan keyakinan petani pemagang terhadap usahatani sebagai sumber mata pencaharian.
c)    Menumbuhkan dan mengembangkan hubungan social dan interaksi positif antar sesama petani
d)    Meningkatkan ketrampilan, kecakapan dan rasa percaya diri petani pengajar dalam mengajar petani lain.
F.    Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antar kelompok andalan (KTNA) dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani dalam rangka pembangunan pertanian.
Tujuan
a)    Memahami keadaan dan masalah yang dihadapi pembangunan pertanian di lapangan.
b)    Mencapai kesepakatan bersama tentang pemecahan maslah berserta penyusunan rencana kegiatan yang mencakup usahatani dan kehidupan petani dan keluarganya.
c)    Melaksnakan penerapan kegiatan di lapangan sesuai dengan kesepakatan bersama.
d)    Meningkatkan peranan dan peranserta petani sebagai subyek pembangunan
e)    Mewujudkan hubungan timbal balik yang serasi antar kontaktani dan pemerintah dalam pelaksanaan dan pengawasan pembangunan pertanian untuk memperbaiki perencanaan masa yang akan datang.
G.   Pameran
Pameran merupakan usaha untuk memperhatikan atau mempertunjukan model, contoh, barang, peta, grafik, benda hidaup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi yaitu menarik perhatian, mengguggah hati dan membangkitkan keinginan serta bila memungkin tahap menyakinkan diharapkan dapat juga tercapai.
Tujuan
a)    Mempengaruhi orang untuk menerima cara-cara baru dan memperlihatkan teknologi baru sekaligus ditunjukan hasil-hasil yang telah dicapai.
b)    Menarik perhatian banyak orang dan meningkatkan pengertian dan minat
c)    Menumbuhkan pengertian dan apresiasi terhadap pembangunan pertanian
H.   Perlombaan
Perlombaan merupakan kegiatan dengan aturan tertentu untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani untuk mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal
Tujuan
a)    Menarik perhatian petani terhadap suatu hal dalam usahatani
b)    Meningkatkan prestasi petani dalam berusahatani yang lebih baik dan lebih menguntngkan
c)    Menumbuhkan dan meningkatkan peransaerat petani dan kerjasama diantara petani.
I.      Pertemuan Diskusi
Pertemuan diskusi merupakan pertmuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan biasanya diadakan untuk bertukar pendapat mengenai suatu kegiatan yang akan diselenggarakan tau gua mengumpulakan saran-saran untuk memecahkan persoalan
Tujuan
Mengajak petani untuk membicarakan dan memecahkan maslah yang berkaitan dengan penerapan teknologi baru, penyaluran sarana produksi, pemasaran hasil, pengorganisasian kegiatan kelompok tani dan kelestarian sumberdaya alam.
J.    Temu Karya
Temu karya merupakan pertemuan antar petani untuk bertukar pikiran dan pengalaman serta belajar atau saling mengajarkan sesuatu ketrampilan dan pengetahuan untuk diterapkan.


Tujuan
a)    Membuka kesempatan tukar menukar pengalaman dan ketrampilan
b)    Mempercepat penerapan teknologi baru.
c)    Memperluas cakrawala berfikir
d)    Meningkatkan keakraban antar petani
K.    Temu Lapang
Temu lapang merupakan pertemuan antara petani dengan peneliti untuk salaing tukar menukar informasi tentang tenologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan baik dari petani.
Tujuan
a)    Membuka kesempatan bagi petani untuk mendapatkan informasi teknologi hasil penelitian
b)    Membuka kesempatan bagi peneliti untuk mendapatkan umpan balik dari hasil-hasil penelitiannya
c)    Menyalurkan teknologi di kalangan petani secara lebih cepat.

2.2.6.    Sasaran Penyuluhan
Dalam UU No. 16 tahun 2006 telah disebutkan bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah: pelaku utama dan pelaku usaha. Dimaksud pelaku utama disini adalah petani yang merupakan warga Negara Indonesia beserta keluarganya atau koperasi yang mengelola usaha dibidang pertanian, wanatani, minatani, agropastur, penangkaran satwa dan tumbuhan didalam dan disekitar hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang. Sedangkan pelaku usaha dimaksud adalah: perorangan warga Negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.

2.2.7.    Tujuan Penyuluhan
Dalam penyuluhan pertanian ada dua tujuan yang akan dicapai yaitu : tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah hanya menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah pada usaha tani yang meliputi: perubahan pengetahuan, kecakapan, sikap dan tindakan petani. Tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani.

2.2.8.    Prinsip Penyuluhan Pertanian
Prinsip penyuluhan pertanian adalah pedoman atau pegangan dalam menyelenggarakan kegiatan penyuluhan yang dapat diterima kebenarannya dalam bertingkah laku. Untuk itu penyelenggaraan penyuluhan harus: menurut keadaan yang nyata, ditujukan kepada kepentingan dan kebutuhan sasaran, merupakan pendidikan yang demokrasi, perencanaanya disusun bersama, bersifat fleksibel dan penilaian hasil didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi pada sasaran.

2.2.9.    Filosofi Penyuluhan Pertanian
Filosofi Penyuluhan Pertanian adalah menolong orang agar dapat menolong dirinya, keluarga dan masyarakatnya untuk menjadi yang lebih baik. Untuk itu penyuluhan pertanian merupakan proses pendidikan, proses demokrasi dan proses yang terus menerus yang disesuaikan dengan perkembangan jaman.







BAB III
METODOLOGI

3.1.        Lokasi dan Waktu
Kegiatan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II Kompetensi Penyuluhan Pertanian dilaksanakan di Wilayah Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi dilaksanakan selama 2 bulan yang dimulai pada bulan April 2014 sampai dengan bulan  Juli 2014.

3.2.        Metode Pelaksanaan
3.2.1.    Tahapan Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian
Dasar pertimbangan untuk pemilihan metoda dan teknik penyuluhan pertanian dengan melakukan tahapan :
1.    Mengidentifikasi dan analisis data yang dari sasaran, penyuluh dan perlengkapannya, keadaan daerah/wilayah dan kebijakan pembangunan.
Setelah memiliki data dasar, kegiatan selanjutnya menetapkan tahap penerapan sasaran. Untuk keperluan in penyuluh dapat menganalisis dari sebagian data. Apa tahap penerapan sasaran sudah ada atau sudah disiapkan, maka langkah berikutnya adalah mencoba menetapkan alternatif metode penyuluhan.
2.    Menetapkan alternatif metode penyuluhan pertanian. Alternatif metode ini dapat didekati dengan penggolongan berdasarkan jumlah sasaran yaitu secara pendekatan massal, kelompok maupun perorangan.
a.    Metode dengan pendekatan massal dipergunakan untuk menarik perhatian, menumbuhkan minat dan keinginan serta memberikan informasi selanjutnya.
b.    Metode dengan pendekatan kelompok dapat dipergunakan untuk lebih rinci memberikan informasi tentang suatu teknologi atau praktik. Metode tersebu ditujukan untuk dapat membantu seseorang dari tahap menginginkan ke tahap mencoba atau sampai tahap menerapkan.
c.    Metode pendekatan perorangan , dapat sangat berguna dalam tahap mencoba hingga menerapkan, metode perorangan ini dilakukan apabila sasaran sudah hampir samapai tahap mencoba dan bersedia mencoba yang tentunya memerlukan bimbingan untuk memantapkan keputusnya.
d.    Untuk faktor ini juga tidak lepas dari pengalaman dan masa kerja /tugas penyuluh. Penyuluh yang belum memiliki pengalaman atau dalam taraf permulaan metode penyuluhan yang terbaik adalah pendekatan perorangan. Bila kemampuan dalam pengenal sasaran dan keadaan lapangan sudah dimiliki, maka metode penyuluhan yang efektif dalam menjangkau sasaran adalah pendekatan kelompok atau massal.
3.    Menetapkan metode penyuluhan pertanian. Penyuluh baru dapat memikirkan metode yang cocok dengan kondisi keadaan lapangan dan sasaran. Penetapan metode dapat satu jenis atau lebih/ beberapa metode.
Dalam mencapai suatu tujuan perlu dilaksanakan pemecahan dengan kombinasi metode tertentu. Pertimbangan tentang musim, keadaan usahtani, permasalahan di lapangan, fasilitas sasaran penyuluhan yang telah dikemukakan terdahulu, sangat diperlukan dalam menetapkan kombinasi metode. Pertimbangan akan menghasilkan permilihan ini satu atau lebih metode penyuluhan.
3.2.2.    Penyusunan materi penyuluhan pertanian
  1. Penyusunan LPM
Materi yang telah dipilih untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh menyampaikan materi penyuluhannya, karena didalam LPM dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi penyuluhan. Berikut adalah contoh format LPM.
  1. Penyusunan Sinopsis
Selain LPM perlu juga disiapkan ringkasan dari materi yang dapat dituangkan kedalam “sinopsis”. Sinopsis berasal dari kata synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan: ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non-fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.
Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu :
Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah ditulis secara lengkap
Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi.
Langkah-langkah membuat sinopsis karya yang sudah ada adalah:
a.    Membaca materi dengan seksama dan penuh konsentrasi;
b.    Menyediakan waktu khusus untuk membaca;
c.    Membaca dalam kondisi rileks – tanpa tekanan;
d.    Pahami materi;
e.    Pikirkan sinopsis yang akan ditulis siapa pembacanya?;
f.     Tulis sinopsis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Sedangkan langkah-langkah membuat sinopsis untuk menyampaikan ide atau gagasan,adalah :
a.    Pemetaan materi yang akan disampaikan: siapa sasarannya?;
b.    Sinopsis yang telah ditulis perlu disertai lembar-lembar presentasi detail gagasan sebagai pendukungnya;
c.    Siap menerima kritikan dan melakukan revisi (apabila dianggap perlu) bahkan mungkin merombak (re-writing);
d.    Mempertimbangkan segi ekonomi
e.    Siap mempresentasikan sinopsis.
3.2.3.    Pelaksanaan Penyuluhan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang baik harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti : Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM) media penyuluhan, berita acara penyuluhan, daftar hadir, dan persiapan-persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung kelancaran dalam pelaksaan penyuluhan pertanian.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian adalah sebagai berikut :
1.    Siapkan seluruh sumberdaya yang telah dimiliki (materi, media, lokasi, penetapan lokasi dan waktu, undangan) untuk melakukan kegiatan penyuluhan.
2.    Konsultasikan segala persiapan yang telah dilakukan kepada pembimbing eksternal, ajukan pertenyaan-pertanyaan yang timbul dalam pikiran mahasiswa sebelum pelaksanaan kegiatan penyuluhan. pertanyaan dapat berkaitan dengan masalah teknis mateti penyuluhan ataupun masalah non teknis. Minta;ah kesediaan penyuluh pendamping untuk membantu jika terdapat kesulitan ditengah elaksanaan kegiatan penyuluhan.
Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri ketika melakukan penyuluhan.
3.    Sebelum acara penyuluha dimulai, lakukan pendekatan personal secara sekilas kepada sasaran. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan “rasa kedekatan” dan “mengurangi rasa canggung” sebagai bagian dari penerapan pendidikan orang dewasa.
4.    Lakukan penyuluhan sesuai dengan format yang tertera dalam LPM.
3.2.4.    Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) II di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur dapat disajikan pada Tabel 1.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.        Deskripsi Umum Wilayah
Desa Kandangan merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Ngawi yang memiliki luas wilayah  ± 70,56 Km² dengan topografi dataran. Dari kantor desake kecamatanberjarak ± 1 Km2, jarak ke pusat kota ± 2 Km2 berupa jalan aspal dengan kondisi cukup baik. Batas wilayah desa yaitu:
·         Sebelah Utara               :Desa Kartoharjo
·         SebelahTimur                : Desa Klitik
·         Sebelah Selatan            : Kecamatan Kasreman
·         Sebelah Barat                :Desa Mangunharjo
Kondisi umum wilayah Desa Kandangan adalah sebagai berikut: 
·         PH                                 : 6 - 7
·         Ketinggiantempat          : 51 m dpl
·         Irigasi                             : Teknisdan ½ teknis
·         Jenis Tanah                   : Lempungliat, Gromosol
·         Suhu                              : ± 25-30o celcius
                     Dari perhitungan rata-rata curah hujan 5 tahun terakhir (BPP Kecamatan Ngawi), mempunyai bulan basah 7 bulan, dan 5 bulan kering.
4.1.1.    Kependudukan
Penduduk Desa Kandangan terdiri atas 1715 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk berkisar 5.171jiwa, yang terdiri atas penduduk laki-laki 2736 jiwadan perempuan 2435 jiwa. Hal ini berarti sebagian besar penduduk di Desa Kandangan didominasi oleh laki-laki.
Jumlah penduduk Desa Kandangan menurut umur dapat disajikan pada Tabel 1, jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat disajikan pada Tabel 2, dan jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat disajikan pada Tabel 3.



Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Menurut Umur
No
Umur
(Tahun)
Jumlah
(Jiwa)
1.
0-4
269
2.
5-9
303
3.
10-14
577
4.
15-19
699
5.
20-24
340
6.
25-29
452
7.
30-34
377
8.
35-39
411
9.
40-44
749
10.
45-49
426
11.
> 50
568
Jumlah
5.171
Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi

Tabel 2 Jumlah Penduduk Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Menurut Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
(Jiwa)
1.
Tidak Tamat SD
1.997
2.
Belum Tamat SD
331
3.
Tamat SD
1.617
4.
Tamat SMP
871
5.
Tamat SMA
295
6.
D3
42
7.
Sarjana
18
Jumlah
5.171
Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi





Tabel 3 Jumlah Penduduk Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Menurut Mata Pencaharian
No
Mata Pencaharian
Jumlah
(Jiwa)
1.
Petani
1.315
2.
Buruh Tani
987
3.
PNS
31
4.
TNI/POLRI
15
5.
Swasta
545
6.
Dagang
35
7.
Tukang
30
Jumlah
5.171
           Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi

4.1.2.    Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan yang ada di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi dapat menunjang perkembangan pembangunan baik formal maupun non formal sampai akhir tahun 2012 adalah kelembagaan formal berupa Tk, SD, SMP, dan SMA serta kelembagaan non formal berupa kelembagaan kelompoktani.
Kelembagaan non formal berupa kelompok tani yang ada di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi berjumlah 8 (delapan) antara lain:
1.    Kelompok Tani Sri Lestari
2.    Kelompok Tani Sri Lestar II
3.    Kelompok Tani Ngudi Rahayu I
4.    Kelompok Tani Ngudi Rahayu II
5.    Kelompok Tani Sri Mulyo
6.    Kelompok Tani Sido Makmur
7.    Kelompok Tani Sido Makmur II
8.    Kelompok Tani Karang Tani
Dari tingkat kemampuan kelas kelompok di Desa Kandangan Kecamatan Ngawi terdapat 7 kelompok kelas lanjut dan 1 kelompok kelas madya.


4.1.3.    Sarana dan Prasarana
Untuk menunjang kegiatan usahatani bagi masyarakat di Desa Kandangan pada umumnya, pemerintah telah menyediakan sarana dan prasarana penunjang kegiatan. Beberapa sarana dan prasarana dapat disajikan pada tabel.4.
Tabel 4.Sarana dan Prasarana Pertanian
Jenis Sarana
Jumlah
Kondisi baik/buruk
Dam/Bendungan
-
-
Saluran Primer
-
-
Saluran sekunder
-
-
Saluran Tersier
-
-
Box Bagi
-
-
Talang
-
-
Dam Parit
-
-
Gorong-gorong
-
-
Bangunan Terjun
-
-
Sumur Dangkal
57
-
Sumur Dalam
-
-
Sumur Resapan
-
-
Irigasi Sprinkler
8
Baik
Irigasi Tetes
-
-
Sumber/mata air
1

Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi

Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) sudah menjadi salah satu indicator pertanian modern. Alsintan yang sesuai  dengan lingkungan dan kondisi tempat dapat lebih menghemat baik waktu, tenaga maupun biaya usahatani, sehingga skala usahatani, lebih ekonomis mudah diwujudkan. Jenis dan banyaknya alinstan di Desa Kandangan dapat disajikan padaTabel 5, tabel 6 dan tabel 7:




Tabel.5.Prasarana Alsintan
Jenis Sarana
Kondisi
Jumlah
Baik
Buruk
Hand Traktor roda 2
8
Baik
-
Hand Traktor roda 4
-
-
-
Power Trester
2
-
-
Hand Spayer
20
Baik
-
Power Spayer
-
-
-
Pompa Air
58
Baik
-
Pompa Hidran
-
-
-
RMU
7
Baik
-
Dryer Tegak
-
-
-
Dryer Datar
-
-
-
Power Tiler
-
-
-
APPO
-
-
-
Reaper
-
-
-
Mist Blower
-
-
-
Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi

Tabel.6.PrasaranaPeralatanPertanian
Jenis Prasarana
Kondisi
Jumlah
Baik
Buruk
Cangkul
2832
Baik
-
Sabit
1200
Baik
-
Sabit Bergerigi
80
Baik
-
Gunting Pangkas
25
Baik
-
Kultivator
-
-
-
Emposan
-
-
-
Light Trap
-
-
-
Kincir Pompa
-
-
-
Screenhouse
-
-
-
Vacuum Seller
-
-
-
   Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi

Tabel.7.. Tabel Penyedia Saprodi
Jenis Usaha
Jumlah
Kondisi
Kios Pertanian
1
Baik
Bank BPR
-
-
Koperasi
1
Baik
BMT
-
-
    Sumber data : BPP Kecamatan Ngawi

4.1.4.    Data Produksi, Luasan Areal Usaha Tani, dan Populasi Ternak
Tabel 8. Data Produksi, Luasan Areal Usaha Tani Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

No
Jenis Tanaman
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ha)
1.
Padi
936
936,00
59,30
2.
Jagung
56
56,00
4,90
3.
Kedelei
173
173,00
1,10
4.
Kacang tanah
3
3,00
1,10
5.
Kacang hijau
1
1,00
 -
6.
Ubi kayu
8
8,00
11,80
7.
Bawang merah
1
1,00
19,00
8.
Kacang panjang
0,10
0,10
0,25
9.
Cabe besar
0,10
0,10
0,10
10.
Cabe rawit
0,05
0,05
 -
11.
Tomat
0,10
0,10
12.
Terong
0,10
0,10
15.
Ketimun
0,50
0,50
-
16.
Melon
1,5
1,50
-
17.
Mangga gadung
2.114
19.787,00
-
Sumberdata : BPP KecamatanNgawi




Tabel 9. Data Populasi dan Produksi Ternak Desa Kandangan Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi

No
Jenis Ternak
Populasi
(Ekor)
Produksi
(Ton)
1.
Sapi potong
1.549
232,4
2.
Kambing
210
3.150,0
3.
Domba
85
1.530,0
4.
Ayam buras
1.596
957,0
5.
Itik
175
175
   Sumberdata : BPP KecamatanNgawi

4.2.        Penetapan Materi Penyuluhan
Penentuan dan penetapan materi penyuluhan pertanian dilakukan berdasarkan percepatan terhadap Programa Pertanian / RKTP / kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
Beberapa syarat materi penyuluhan antara adalah keuntungan (profitable), mengisi kegiatan yang ada (complementer), tidak boleh bertentangan dengan adat istiadat (compatibility), sederhana (simplicity), pengetahuan, biaya dan sarana tersedia (availability), dapat dimanfaatkan dan segera memberikan hasil (immediate amplicability), ongkos tambahan yang murah, tidak beresiko tinggi, impact menarik, dalam dilakukan dalam berbagai keadaan dan mudah diperluas dalam kondisi yang berbeda-beda.

4.3.        Penyusunan Sinopsis dan Media Penyuluhan
Sinopsis berasal dari kata Synopical yang artinya ringkas. Berdasarkan asal kata tersebut, sinopsis diartikan sebagai ringkasan suatu materi tulisan yang panjang (baik fiksi maupun non fiksi) dan sinopsis itu sendiri ditulis dalam bentuk narasi.
Sinopsis terdiri dari dua versi, yaitu : a) Sinopsis yang ditulis untuk meringkas karya yang sudah ada atau sudah ditulis secara lengkap dan b) Sinopsis yang ditulis untuk persiapan menulis suatu gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk fiksi maupun non –fiksi.
Materi yang telah ditentukan untuk disampaikan kepada sasaran selanjutnya disusun dalam Lembar Persiapan Menyuluh (LPM). Penyusunan LPM dimaksudkan untuk memudahkan Penyuluh dalam menyampaikan materi penyuluhannya,karena didalam LPM dicantumkan hal-hal yang akan digunakan dan disampaikan kepada sasaran terkait dengan materi penyuluhan.
Alat bantu penyuluhan diperlukan untuk memperjelas kegiatan penyuluhan serta memberikan suasana nyaman bagi sasaran. Alat bantu penyuluhan dapat berupa kurikulum,LPM,alat tulis,hingga kelengkapan ruangan. Sedangkan alat peraga penyuluhaan adalah alat atau benda yang dapat diamati,didengar,diraba atau dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat untuk memperagakan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluh, agar lebih mudah diterima dan dipahami (Mardikanto,2009).
Salah satu factor yang penting penggunaan media penyuluhan pertanian sangat tergantung dengan tujuan penyuluhanyang ingin dicapai. Media penyuluhan pertanian secara umum media penyuluhan dibedakan atas benda sesungguhnya atau tiruan,tercetak, audio atau audio visual yang harus dipersiapkan dengan baik oleh seorang penyuluh.
Media penyuluhan berperan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai tujuan penyuluhan. Dalam menentukan media yang tepat perlu dipertimbangkan :
a.    Kesesuaian antara media dengan metode yang digunakan, misalnya penyuluh bermaksud mendemontrasikan proses pembuatan bokashi maka digunakan media benda sesungguhnya.
b.    Ketersediaan dan kemampuan penyuluh dalam menyediakan media, misalnya seorang penyuluh merasa sudah akrab menggunakan peta singkap maka dia bisa menggunakan media tersebut.
c.    Biaya yang diperlukan untuk membuat ataupun memperbanyak.

4.4.        Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan
Pada dasarnya, penyuluhan merupakan proses komunikasi yang khusus untuk pengembangan dan proses perubahan perilaku melalui pendidikan. Sifat khusus penyuluhan adalah sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa untuk terjadinya perubahan perilaku.
Prinsip yang perlu menjadi perhatian dalam penetapan metode penyuluhan adalah : a) pengembangan untuk berpikir kreatif, b) setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya, c) menciptakan hubungan akrab, d) memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan dan e) tempat yang paling baik adalah ditempat kegiatan sasaran (Suzuki,1984).
Faktor yang mempengaruhi efektifitas metode dan teknik penyuluhan antara lain adalah (1) tujuan yang hendak dicapai, (2) pendekatan penyuluhan pertanian yang digunakan, (3) karakteristik sasaran, (4) karakteristik wilayah, (5) sifat materi yang disampaikan, (6) media yang digunakan, (7) kemampuan penyuluh, (8) kebijakan pemerintah, dan (9) ketersediaan biaya dan sarana pendukung.

4.5.        Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan
Pada dasarnya, penyuluhan merupakan proses komunikasi yang khusus untuk pengembangan dan perubahan perilaku melalui pendidikan. Oleh karena itu, sifat khusus penyuluhan adalah sebagai sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa untuk terjadinya perubahan perilaku.
Pelaksanaan penyuluhan merupakan kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menerapkan salah satu programa penyuluhan yang telah tersusun atau penyuluhan berdasarkan inventarisasi sendiri atas dasar kebutuhan pelaku utama atau pelaku usaha pada saat itu. Pelaksanaan penyuluhan pada dasarnya mengimplementasikan segala unsur penyuluhan yang meliputi : sasaran, masalah, tujuan, materi, metode, teknik, media, sumber biaya, penanggung jawab, dan keterangan lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyuluhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perubahan yang diupayakan melalui kegiatan penyuluhan dapat terjadi karena :
a.    Keadaan pribadi sasaran penyuluhn, terutama sangat tergantung pada besarnya motivasi untuk melakukan perubahan.
b.    Keadaan lingkungan fisik, yang mencakup jenis tanah, ketersediaan pakan, ketersediaan air dan keadaan alam lain yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah.
c.    Lingkungan sosial budaya masyarakat disekitar tempat tinggal.
d.    Jenis dan aktivitas kelembagaan yang tersedia dan mendukung kegiatan penyuluhan pertanian.
Pelaksanaan penyuluhan yang baik harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti : Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM), media penyuluhan, berita acara penyuluhan, daftar hadir, dan persiapan-persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung kelancaran dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian.


BAB V
PENUTUP

5.1.        Kesimpulan
Pada dasarnya, penyuluhan merupakan proses komunikasi yang khusus untuk pengembangan dan perubahan perilaku melalui pendidikan. Oleh karena itu, sifat khusus penyuluhan adalah sebagai sistem pendidikan non formal dan pendidikan orang dewasa untuk terjadinya perubahan perilaku.
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang baik harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik seperti : Lembaran Persiapan Menyuluh (LPM) media penyuluhan, berita acara penyuluhan, daftar hadir, dan persiapan-persiapan lainnya yang digunakan untuk mendukung kelancaran dalam pelaksaan penyuluhan pertanian.
Pelaksanaan penyuluhan merupakan kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa dengan menerapkan salah satu programa penyuluhan yang telah tersusun atau penyuluhan berdasarkan inventarisasi sendiri atas dasar kebutuhan pelaku utama atau pelaku usaha pada saat itu. Pelaksanaan penyuluhan pada dasarnya mengimplementasikan segala unsur penyuluhan yang meliputi : sasaran, masalah, tujuan, materi, metode, teknik, media, sumber biaya, penanggung jawab, dan keterangan lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penyuluhan.

5.2.        Saran
Sebelum penulis menutup laporan ini, penulis memberikan sedikit saran untuk kemajuan bagi semua pihak yaitu :
a.    Petani
Diharapkan agar petani dapat mendapatkan pengetahuan, inovasi dan teknologi tentang pembuatan bokashi secara baik dan dapat di aplikasikan penggunaan pupuk organik di lahan petani sendiri agar dapat menekan penggunaan pupuk non organik yang dapat merusak struktur tanah dan lingkungan.

b.    STPP Malang
Dengan adanya program praktek kerja lapangan ini diharapkan terjadi hubungan kerjasama yang baik antara pihak akademik dan pihak setempat dan stakeholder lainnya.
c.    Pejabat setempat
Diharapkan kepada pejabat setempat agar dapat memfasilitasi kegiatan praktek kerja lapangan serta dapat mendukung kegiatan praktek kerja lapangan yang dilakukan mahasiswa STPP Malang.
d.    Penyuluh
Diharapkan kepada penyuluh agar dapat membantu mahasiswa dalam kegiatan praktek kerja lapangan serta memfasilatasi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada petani.




DAFTAR PUSTAKA

Ban Van Den, Hawkins HS, dan Kanisius. Yogyakarta 1998: Penyuluhan Pertanian.
Departemen Kehutanan. 1996. Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Pusat Penyuluhan Kehutanan Departeman Kehutanan,
Departemen Pertanian. 1995. Pedoman Pemilihan Metode Penyuluhan. Pertanian. Pusat Penyuluhan Pertanian. Jakarta.
Kusnadi T. 1999. Universitas Terbuka. Jakarta: Modul Teknik Penyuluhan Pertanian.
Mardikanto T. 2009. Universitas Sebelas Maret. Surakarta: Sistem Penyuluhan Pertanian.
Soediyanto Padmowihardjo. 1994. Universitas Terbuka. Jakarta: Modul Metode Penyuluhan Pertanian.
Undang-undang No. 16 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.