Rabu, 05 Maret 2014

Standar Operasional Prosedur Tanaman Ubi Kayu







STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)






KOMODITAS UBI KAYU





DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................        i
PENDAHULUAN........................................................................................        1
TARGET......................................................................................................        3
PEMILIHAN LOKASI..................................................................................        4
PEMILIHAN BIBIT.......................................................................................        6
PENYEMAIAN BIBIT...................................................................................        8
PEMINDAHAN BIBIT..................................................................................        10
PEMELIHARAAN PEMBIBITAN................................................................        12
PEMANENAN BIBIT...................................................................................        14
PENUTUP....................................................................................................        16











PENDAHULUAN

Ubi kayu merupakan tanaman pangan dan perdagangan (cash crop). Sebagai tanaman perdagangan, ubi kayu menghasilkan starch, gaplek, tepung ubi kayu, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamate, tepung aromatic, dan pellets. Ubi kayu dapat menghidupi berbagai industri hulu dan hilir.
            Sebagai tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung. Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan penghasil kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain.

Tabel Nilai Kalori berbagai tanaman penghasil karbohidrat
No
Jenis Tanaman
Nilai Kalori (kal/ha/hr)
1
Ubi kayu
250
2
Jagung
200
3
Beras
176
4
Sorgum
114
5
Gandum
110

Indonesia adalah penghasil ubi kayu urutan keempat terbesar di dunia setelah Nigeria, Brazil, dan Thailand. Namun, pasar ubi kayu dunia dikuasai oleh Thailand dan Vietnam.

Klasifikasi Ubi Kayu
Dalam sistematika tanaman, ubi kayu termasuk kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang mempunyai 7.200 spesies, beberapa diantaranya mempunyai nilai komersial, seperti karet (Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian (Manihot spp), dan tanaman hias (Euohorbia spp). Klasifikasi tanaman ubi kayu sebagai berikut :
Kelas               : Dicotyledoneae
Sub Kelas        : Arhichlamydeae
Ordo                : Euphorbiales
Famili              : Euphorbiaceae
Sub Famili       : Manihotae
Genus             : Manihot
Spesies           : Manihot esculenta Crantz

            Manihot esculenta Crantz mempunyai nama lain M. utilissima dan M. alpi. Semua Genus Manihot berasal dari Amerika Selatan. Brazil merupakan pusat asal dan sekaligus sebagai pusat keragaman ubi kayu. Manihot mempunyai 100 spesies yang telah diklasifikasikan dan mayoritas ditemukan di daerah yang relatif kering.
            Tanaman ubi kayu tumbuh di daerah antara 300 lintang selatan dan 300 lintang utara, yaitu daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 180C dengan curah hujan di atas 500 mm/tahun
            Namun demikian, tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2.000 m dpl atau di daerah sub-tropika dengan suhu rata-rata 160C. Di ketinggian tempat sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi dengan baik, tetapi tidak dapat berbunga. Namun, di ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan bunga dan biji.


















TARGET

Target Penerapan SOP Budidaya Tanaman Ubi Kayu adalah untuk menghasilkan ubi kayu dan olahannya sesuai dengan persyaratan mutu dan tujuan penggunaan serta tingkat keunggulan berupa pemenuhan terhadap parameter fisik dan kimia serta biolgi sehingga terjamin keamanan dan sesuai dapat diterima oleh konsumen dari beberapa segmen pasarnya


No.
Kriteria Buah yg Dihasilkan
Grade A
Grade B
Grade C
1.
Diameter (cm)
≥ 11
9,0-11,0
≤ 9
2.
Bobot (kg)
1,5-2.0
≥ 1,0-1,49
0,6-1,0
3.
Sasaran Produksi (%)
75
15
10












STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pemilihan Lokasi
Nomor SPO


Halaman 1/2
Tanggal


Revisi...........

I.              Pemilihan Lokasi
a.    Definisi
Memilih lokasi tanaman agar dapat menjamin produksi komoditas yang optimal dan mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan buah dengan mutu yang telah ditetapkan.

b.    Tujuan
Mendapatkan lahan yang bebas hama dan penyakit endemis, subur dengan lapisan top soil yang cukup tebal dan banyak mengandung unsur  hara /humus.

c.    Validasi
·      Pengalaman anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas ubi kayu.
·      Hasil penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas ubi kayu.

d.    Alat dan Bahan
·      Data iklim
·      pH meter
·      Buku Kesesuaian lahan komoditas ubi kayu.

e.    Fungsi
·      Data iklim untuk mengetahui kesuaian komoditas berdasarkan iklim lokasi daerah.
·      pH meter untuk mengetahui derajad keasaman tanah yang membuka tabir kesesuaian lahan komoditas ubi kayu.
·      Buku Kesesuaian lahan untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan komoditas ubi kayu yang sesuai dengan kebuituhan.
f.     Prosedur Pelaksanaan
·      Menghubungi stasiun klimatologi pertanian setempat/ terdekat untuk mendapatkan data iklim selama 5 tahun terakhir.
·      Mengukur pH tanah.
·      Mencocokkan kesesuaian lahan dengan komoditas ubi kayu yang akan ditanam.

g.    Sasaran
·      Didapatkan data kesesuaian lahan lokasi usaha pH tanah lokasi wilayah.
·      Jenis tanah lokasi usaha.



Malang, 3 Februari 2014

Pelaku Utama,


Rahmat J. Hayasi

Ketua Kelompoktani,



     Daud Bely


STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pemilihan Bibit
Nomor SPO


Halaman 1/2
Tanggal


Revisi...........

II.            Pemilihan Bibit
a.    Definisi
Memilih bibit tanaman agar dapat menjamin produksi komoditas yang optimal serta dapat menghasilkan buah dengan mutu yang telah ditetapkan.

b.    Tujuan
Mendapatkan bibit yang baik dan bebas dari hama dan penyakit.

c.    Validasi
·         Pengalaman anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas ubi kayu
·         Hasil penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas ubi kayu.

d.    Alat dan Bahan
·      Bibit tanaman ubi kayu
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.

e.    Fungsi
·      Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang optimal.
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan bibit yang sesuai dengan kebutuhan.

f.     Prosedur Pelaksanaan
Benih tanaman berupa setek batang berukuran 20-30 cm. Setek yang terbaik berasal dari bagian tengah batang tanaman yang telah berumur lebih dari 8 bulan. Ujung setek bagian bawah dipotong miring 450. Pemotongan ini dimaksudkan untuk memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda bagian yang ditanam. Jika batang ditanam terbalik, hasil umbi akan sangat rendah. Kebutuhan bibit per ha sekitar 10.000 stek.
g.    Sasaran
·      Didapatkan bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.



Malang, 3 Februari 2014

Pelaku Utama,


Rahmat J. Hayasi

Ketua Kelompoktani,



     Daud Bely



STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Penyemaian Bibit
Nomor SPO


Halaman 1/2
Tanggal


Revisi...........

III.           Penyemaian Bibit
a.    Definisi
Penyemaian bibit tanaman agar dapat menjamin produksi komoditas ubi kayu yang tumbuh optimal dan mencegah kegagalan proses pertumbuhan.

b.    Tujuan
Mendapatkan bibit yang siap untuk ditanam.

c.    Validasi
·         Pengalaman anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·         Hasil penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas ubi kayu.

d.    Alat dan Bahan
·      Bibit tanaman ubi kayu
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.

e.    Fungsi
·      Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang optimal.
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan bibit yang sesuai dengan kebutuhan.
f.     Prosedur Pelaksanaan
·         Potong batang ubi kayu varietas unggul menjadi satu, dua, atau tiga mata tunas.
·         Siapkan media persemaian berupa bak plastik yang diisi air, tanpa diberi pupuk atau bahan kimia lain. Ketinggian air sekitar 0,5 cm dari dasar bak plastik.
·         Di atas permukaan air, hamparkan kertas koran. Kertas ini sebaiknya disangga dengan anyaman bambu atau penyangga lain agar tidak tenggelam. Kertas harus dipertahankan dalam keadaan basah selama 7-14 hari.
·         Letakan setek yang akan disemai di atas kertas koran yang basah tersebut dengan posisi vertikal.

g.    Sasaran
·      Didapatkan bibit yang berkualitas



Malang, 3 Februari 2014

Pelaku Utama,


Rahmat J. Hayasi

Ketua Kelompoktani,



     Daud Bely


STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pemindahan Bibit
Nomor SPO


Halaman 1/2
Tanggal


Revisi...........

IV.          Pemindahan Bibit
a.    Definisi
Pemindahan bibit tanaman agar dapat mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan buah dengan mutu yang telah ditetapkan.

b.    Tujuan
Mendapatkan bibit yang bebas hama dan penyakit.

c.    Validasi
·         Pengalaman anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·         Hasil penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas terpilih.

d.    Alat dan Bahan
·      Bibit tanaman ubi kayu
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.

e.    Fungsi
·      Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang optimal.
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan bibit yang sesuai dengan kebutuhan.

f.     Prosedur Pelaksanaan
Setelah persemaian berumur 10-14 hari, pindahkan bibit ke lahan pembibitan yang telah diolah. Pada saat penanaman bibit, tanah harus dalam keadaan kapasitas lapang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 x 80 cm. Dalam keadaan cuaca optimal, khususnya kelembaban tanah yang cukup baik, stek dengan 2-3 mata tunas dapat langsung ditanam tanpa melalui persemaian.

g.    Sasaran
·      Didapatkan bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.



Malang, 3 Februari 2014

Pelaku Utama,


Rahmat J. Hayasi

Ketua Kelompoktani,



     Daud Belly


STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pemeliharaan Pembibitan
Nomor SPO


Halaman 1/2
Tanggal


Revisi...........

V.            Pemeliharaan Pembibitan
a.    Definisi
Pemeliharaan pembiban tanaman agar dapat menjamin produksi komoditas yang optimal dan mencegah kegagalan proses produksi.

b.    Tujuan
Mendapatkan bibit yang bebas hama dan penyakit endemis dan subur.

c.    Validasi
·         Pengalaman anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·         Hasil penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas terpilih.

d.    Alat dan Bahan
·      Bibit tanaman ubi kayu
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.

e.    Fungsi
·      Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang optimal.
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan bibit yang sesuai dengan kebutuhan.



f.     Prosedur Pelaksanaan
Pemeliharaan bibit meliputi pemupukan, pengendalian gulma, serat pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pemupukan kebun bibit dianjurkan sejumlah 150-200 kg urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. Pupuk diberikan secara bertahap, yaitu 50% urea, seluruh SP36 dan KCl pada saat bibit berumur 2 minggu dan 50% urea pada umur 12 minggu.
g.    Sasaran
·      Didapatkan bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.



Malang, 3 Februari 2014

Pelaku Utama,


Rahmat J. Hayasi

Ketua Kelompoktani,



     Daud Belly




STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

Pemanenan Bibit
Nomor SPO


Halaman 1/2
Tanggal


Revisi...........

VI.          Pemanenan Bibit
a.    Definisi
Pemanenan bibit tanaman agar dapat mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan buah dengan mutu yang telah ditetapkan.

b.    Tujuan
Mendapatkan bibit yang bebas hama dan penyakit.

c.    Validasi
·         Pengalaman anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·         Hasil penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas terpilih.

d.    Alat dan Bahan
·      Bibit tanaman ubi kayu
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.

e.    Fungsi
·      Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang optimal
·      Buku pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan bibit yang sesuai dengan kebutuhan.

f.     Prosedur Pelaksanaan
Penen dilakukan saat tanaman berumur 7-12 bulan. Potonglah batang sekitar 10 cm dari pangkal batang. Buang batang bagian pucuk yang belum berkayu. Kumpulkan 10-20 batang dan ikatlah ujung bawah dan ujung atasnya. Selanjutnya simpan di tempat yang terlindung. Ikatan hendaknya diletakkan tegak lurus dan jangan ’ditidurkan’ untuk mencegah tuna-tunas tumbuh selama masa penyimpanan. Bibit yang disimpan sebaiknya sepanjang mungkin (minimum 1,5 meter) agar tidak tidak mudah mengering. Sebaiknya ujung-ujung potongan batang diberi ter atau lilin agar tidak cepat kering. Panen dilakukan saat bibit akan ditanam atau maksimal 1 bulan sebelum bibit ditanam.
g.    Sasaran
·      Didapatkan bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.



Malang, 3 Februari 2014

Pelaku Utama,


Rahmat J. Hayasi

Ketua Kelompoktani,



     Daud Bely



PENUTUP

Dalam melakukan kegiatan pemilihan lokasi, pemilihan bibit, penyemaian bibit, pemindahan bibit, pemeliharaan pembibitan, dan pemanenan bibit perlu dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tanaman Ubi Kayu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan agroklimat setempat, karena itu dalam penerapannya perlu dilakukan pelatihan intensif terutama dalam hal pentingnya penerapan manajemen mutu pada setiap tahapan produksi.