STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)
KOMODITAS UBI KAYU
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ i
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
TARGET...................................................................................................... 3
PEMILIHAN LOKASI.................................................................................. 4
PEMILIHAN BIBIT....................................................................................... 6
PENYEMAIAN BIBIT................................................................................... 8
PEMINDAHAN BIBIT.................................................................................. 10
PEMELIHARAAN PEMBIBITAN................................................................ 12
PEMANENAN BIBIT................................................................................... 14
PENUTUP.................................................................................................... 16
PENDAHULUAN
Ubi kayu merupakan tanaman pangan
dan perdagangan (cash crop). Sebagai
tanaman perdagangan, ubi kayu menghasilkan starch,
gaplek, tepung ubi kayu, etanol, gula cair, sorbitol, monosodium glutamate,
tepung aromatic, dan pellets. Ubi kayu dapat menghidupi berbagai industri hulu
dan hilir.
Sebagai
tanaman pangan, ubi kayu merupakan sumber karbohidrat bagi sekitar 500 juta
manusia di dunia. Di Indonesia, tanaman ini menempati urutan ketiga setelah
padi dan jagung. Sebagai sumber karbohidrat, ubi kayu merupakan penghasil
kalori terbesar dibandingkan dengan tanaman lain.
Tabel Nilai Kalori berbagai tanaman penghasil karbohidrat
No
|
Jenis Tanaman
|
Nilai
Kalori (kal/ha/hr)
|
1
|
Ubi
kayu
|
250
|
2
|
Jagung
|
200
|
3
|
Beras
|
176
|
4
|
Sorgum
|
114
|
5
|
Gandum
|
110
|
Indonesia
adalah penghasil ubi kayu urutan keempat terbesar di dunia setelah Nigeria,
Brazil, dan Thailand. Namun, pasar ubi kayu dunia dikuasai oleh Thailand dan
Vietnam.
Klasifikasi Ubi
Kayu
Dalam sistematika tanaman, ubi kayu
termasuk kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu masuk dalam famili Euphorbiaceae yang
mempunyai 7.200 spesies, beberapa diantaranya mempunyai nilai komersial,
seperti karet (Hevea brasiliensis),
jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-umbian (Manihot spp), dan tanaman hias (Euohorbia spp). Klasifikasi tanaman ubi
kayu sebagai berikut :
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Arhichlamydeae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Sub
Famili : Manihotae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot
esculenta Crantz
Manihot esculenta Crantz mempunyai
nama lain M. utilissima dan M. alpi. Semua Genus
Manihot berasal dari Amerika Selatan. Brazil merupakan pusat asal dan sekaligus
sebagai pusat keragaman ubi kayu. Manihot mempunyai 100 spesies yang telah
diklasifikasikan dan mayoritas ditemukan di daerah yang relatif kering.
Tanaman
ubi kayu tumbuh di daerah antara 300 lintang selatan dan 300 lintang
utara, yaitu daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 180C dengan
curah hujan di atas 500 mm/tahun
Namun
demikian, tanaman ubi kayu dapat tumbuh pada ketinggian 2.000 m dpl atau di
daerah sub-tropika dengan suhu rata-rata 160C. Di ketinggian tempat
sampai 300 m dpl tanaman ubi kayu dapat menghasilkan umbi dengan baik, tetapi
tidak dapat berbunga. Namun, di ketinggian tempat 800 m dpl tanaman ubi kayu
dapat menghasilkan bunga dan biji.
TARGET
Target Penerapan SOP Budidaya Tanaman Ubi
Kayu adalah untuk menghasilkan ubi kayu dan olahannya sesuai dengan persyaratan
mutu dan tujuan penggunaan serta tingkat keunggulan berupa pemenuhan terhadap
parameter fisik dan kimia serta biolgi sehingga terjamin keamanan dan sesuai
dapat diterima oleh konsumen dari beberapa segmen pasarnya
No.
|
Kriteria
Buah yg Dihasilkan
|
Grade
A
|
Grade
B
|
Grade
C
|
1.
|
Diameter
(cm)
|
≥
11
|
9,0-11,0
|
≤
9
|
2.
|
Bobot
(kg)
|
1,5-2.0
|
≥
1,0-1,49
|
0,6-1,0
|
3.
|
Sasaran
Produksi (%)
|
75
|
15
|
10
|
STANDAR
OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
Pemilihan
Lokasi
|
Nomor
SPO
Halaman
1/2
|
Tanggal
Revisi...........
|
I.
Pemilihan Lokasi
a. Definisi
Memilih lokasi tanaman
agar dapat menjamin produksi komoditas yang optimal dan mencegah kegagalan
proses produksi, serta dapat menghasilkan buah dengan mutu yang telah
ditetapkan.
b.
Tujuan
Mendapatkan lahan yang
bebas hama dan penyakit endemis, subur dengan lapisan top soil yang cukup tebal dan banyak mengandung unsur hara /humus.
c.
Validasi
·
Pengalaman
anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas ubi kayu.
·
Hasil
penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas ubi kayu.
d.
Alat dan Bahan
·
Data
iklim
·
pH
meter
·
Buku
Kesesuaian lahan komoditas ubi kayu.
e.
Fungsi
·
Data
iklim untuk mengetahui kesuaian komoditas berdasarkan iklim lokasi daerah.
·
pH
meter untuk mengetahui derajad keasaman tanah yang membuka tabir kesesuaian
lahan komoditas ubi kayu.
·
Buku
Kesesuaian lahan untuk acuan kegiatan menentukan pemilihan komoditas ubi
kayu yang sesuai dengan
kebuituhan.
f. Prosedur
Pelaksanaan
·
Menghubungi
stasiun klimatologi pertanian setempat/ terdekat untuk mendapatkan data iklim
selama 5 tahun terakhir.
·
Mengukur
pH tanah.
·
Mencocokkan
kesesuaian lahan dengan komoditas ubi kayu yang akan ditanam.
g.
Sasaran
·
Didapatkan
data kesesuaian lahan lokasi usaha pH tanah lokasi wilayah.
·
Jenis
tanah lokasi usaha.
Malang, 3 Februari
2014
Pelaku Utama,
Rahmat J. Hayasi
Ketua Kelompoktani,
Daud Bely
STANDAR
OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
Pemilihan
Bibit
|
Nomor
SPO
Halaman
1/2
|
Tanggal
Revisi...........
|
II.
Pemilihan Bibit
a. Definisi
Memilih bibit tanaman agar dapat menjamin produksi
komoditas yang optimal serta dapat menghasilkan buah dengan mutu yang telah
ditetapkan.
b. Tujuan
Mendapatkan bibit yang baik dan bebas dari hama dan penyakit.
c. Validasi
·
Pengalaman
anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas ubi kayu
·
Hasil
penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas ubi kayu.
d.
Alat dan Bahan
·
Bibit tanaman ubi kayu
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.
e.
Fungsi
·
Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang
optimal.
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan
pemilihan bibit
yang sesuai dengan kebutuhan.
f. Prosedur
Pelaksanaan
Benih tanaman berupa setek batang berukuran 20-30 cm.
Setek yang terbaik berasal dari bagian tengah batang tanaman yang telah berumur
lebih dari 8 bulan. Ujung setek bagian bawah dipotong miring 450.
Pemotongan ini dimaksudkan untuk memperluas daerah perakaran dan sebagai tanda
bagian yang ditanam. Jika batang ditanam terbalik, hasil umbi akan sangat
rendah. Kebutuhan bibit per ha sekitar 10.000 stek.
g.
Sasaran
·
Didapatkan
bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Malang, 3
Februari 2014
Pelaku Utama,
Rahmat J. Hayasi
Ketua Kelompoktani,
Daud Bely
STANDAR
OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
Penyemaian Bibit
|
Nomor
SPO
Halaman
1/2
|
Tanggal
Revisi...........
|
III.
Penyemaian
Bibit
a. Definisi
Penyemaian
bibit tanaman agar
dapat menjamin produksi komoditas ubi kayu yang tumbuh optimal dan mencegah kegagalan proses pertumbuhan.
b. Tujuan
Mendapatkan bibit yang siap untuk
ditanam.
c. Validasi
·
Pengalaman
anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·
Hasil
penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas ubi kayu.
d.
Alat dan Bahan
·
Bibit tanaman ubi kayu
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.
e.
Fungsi
·
Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang
optimal.
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan
pemilihan bibit
yang sesuai dengan kebutuhan.
f. Prosedur
Pelaksanaan
·
Potong batang ubi kayu varietas unggul menjadi satu, dua,
atau tiga mata tunas.
·
Siapkan media persemaian berupa bak plastik yang diisi
air, tanpa diberi pupuk atau bahan kimia lain. Ketinggian air sekitar 0,5 cm
dari dasar bak plastik.
·
Di atas permukaan air, hamparkan kertas koran. Kertas ini
sebaiknya disangga dengan anyaman bambu atau penyangga lain agar tidak
tenggelam. Kertas harus dipertahankan dalam keadaan basah selama
7-14 hari.
·
Letakan setek yang akan disemai di atas kertas koran yang
basah tersebut dengan posisi vertikal.
g.
Sasaran
·
Didapatkan
bibit yang berkualitas
Malang, 3
Februari 2014
Pelaku Utama,
Rahmat J. Hayasi
Ketua Kelompoktani,
Daud Bely
STANDAR
OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
Pemindahan Bibit
|
Nomor
SPO
Halaman
1/2
|
Tanggal
Revisi...........
|
IV.
Pemindahan
Bibit
a. Definisi
Pemindahan bibit
tanaman agar dapat mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan
buah dengan mutu yang telah ditetapkan.
b. Tujuan
Mendapatkan bibit yang bebas hama dan penyakit.
c. Validasi
·
Pengalaman
anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·
Hasil
penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas terpilih.
d.
Alat dan Bahan
·
Bibit tanaman ubi kayu
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.
e.
Fungsi
·
Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang
optimal.
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan
pemilihan bibit
yang sesuai dengan kebutuhan.
f. Prosedur
Pelaksanaan
Setelah persemaian berumur 10-14 hari, pindahkan bibit ke lahan pembibitan
yang telah diolah. Pada saat penanaman bibit, tanah harus dalam keadaan
kapasitas lapang. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 x 80 cm. Dalam keadaan
cuaca optimal, khususnya kelembaban tanah yang cukup baik, stek dengan 2-3 mata
tunas dapat langsung ditanam tanpa melalui persemaian.
g.
Sasaran
·
Didapatkan
bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Malang, 3
Februari 2014
Pelaku Utama,
Rahmat J. Hayasi
Ketua Kelompoktani,
Daud Belly
STANDAR
OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
Pemeliharaan Pembibitan
|
Nomor
SPO
Halaman
1/2
|
Tanggal
Revisi...........
|
V.
Pemeliharaan
Pembibitan
a. Definisi
Pemeliharaan pembiban
tanaman agar dapat menjamin produksi komoditas yang optimal dan mencegah
kegagalan proses produksi.
b. Tujuan
Mendapatkan bibit yang bebas hama dan penyakit endemis
dan subur.
c. Validasi
·
Pengalaman
anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·
Hasil
penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas terpilih.
d.
Alat dan Bahan
·
Bibit tanaman ubi kayu
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.
e.
Fungsi
·
Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang
optimal.
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan
pemilihan bibit
yang sesuai dengan kebutuhan.
f. Prosedur
Pelaksanaan
Pemeliharaan bibit meliputi pemupukan, pengendalian
gulma, serat pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pemupukan kebun bibit
dianjurkan sejumlah 150-200 kg urea + 100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha. Pupuk
diberikan secara bertahap, yaitu 50% urea, seluruh SP36 dan KCl pada saat bibit
berumur 2 minggu dan 50% urea pada umur 12 minggu.
g.
Sasaran
·
Didapatkan
bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Malang, 3
Februari 2014
Pelaku Utama,
Rahmat J. Hayasi
Ketua Kelompoktani,
Daud Belly
STANDAR
OPERSIONAL PROSEDUR
(SOP) KOMODITAS UBI KAYU
STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL
Pemanenan Bibit
|
Nomor
SPO
Halaman
1/2
|
Tanggal
Revisi...........
|
VI.
Pemanenan Bibit
a. Definisi
Pemanenan
bibit tanaman agar
dapat mencegah kegagalan proses produksi, serta dapat menghasilkan buah dengan
mutu yang telah ditetapkan.
b. Tujuan
Mendapatkan bibit yang bebas hama dan penyakit.
c. Validasi
·
Pengalaman
anggota kelompoktani dalam kegiatan usaha komoditas terpilih.
·
Hasil
penelitian ilmiah yang terkait dengan komoditas terpilih.
d.
Alat dan Bahan
·
Bibit tanaman ubi kayu
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi.
e.
Fungsi
·
Bibit tanaman untuk menghasilkan prodiksi yang optimal
·
Buku
pengaruh bibit terhadap pertumbuhan dan produksi untuk acuan kegiatan menentukan
pemilihan bibit
yang sesuai dengan kebutuhan.
f. Prosedur
Pelaksanaan
Penen dilakukan saat tanaman berumur 7-12 bulan.
Potonglah batang sekitar 10 cm dari pangkal batang. Buang batang bagian pucuk
yang belum berkayu. Kumpulkan 10-20 batang dan ikatlah ujung bawah dan ujung
atasnya. Selanjutnya simpan di tempat yang terlindung. Ikatan hendaknya
diletakkan tegak lurus dan jangan ’ditidurkan’ untuk mencegah tuna-tunas tumbuh
selama masa penyimpanan. Bibit yang disimpan sebaiknya sepanjang mungkin
(minimum 1,5 meter) agar tidak tidak mudah mengering. Sebaiknya ujung-ujung
potongan batang diberi ter atau lilin agar tidak cepat kering. Panen dilakukan
saat bibit akan ditanam atau maksimal 1 bulan sebelum bibit ditanam.
g.
Sasaran
·
Didapatkan
bibit yang berkualitas dan tahan terhadap hama dan penyakit.
Malang, 3
Februari 2014
Pelaku Utama,
Rahmat J. Hayasi
Ketua Kelompoktani,
Daud Bely
PENUTUP
Dalam melakukan kegiatan
pemilihan lokasi, pemilihan bibit, penyemaian bibit, pemindahan bibit,
pemeliharaan pembibitan, dan pemanenan bibit perlu dilakukan secara baik dan
benar sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tanaman Ubi Kayu.
Beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah perlu dilakukan penyesuaian sesuai dengan agroklimat
setempat, karena itu dalam penerapannya perlu dilakukan pelatihan intensif
terutama dalam hal pentingnya penerapan manajemen mutu pada setiap tahapan
produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar