TUGAS
MATA KULIAH
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
MAKALAH BUDIDAYA TANAMAN JAMBU MENTE
Oleh
Rahmat J. Hayasi
Nirm :
07.1.2.11.1246
SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN MALANG
BADAN PENYULUHAN
DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN
PERTANIAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini dibuat sebagai tugas dari salah satu mata
kuliah di Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang yakni Mata Kuliah
Teknologi Informasi dan Komunikasi Pertanian.
Dalam
menyusun makalah ini banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa penyusunan makalah ini dari segi penulisan dan penyajian materi
masih sangat jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk lebih kearah perbaikan
dan penyempurnaan tulisan ini.
Malang,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Tujuan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 2
2.1 Keadaan Iklim........................................................................... 2
2.2 Keadaan Tanah........................................................................ 3
2.3 Pembibitan................................................................................ 4
2.4 Penanaman dan Pemeliharaan............................................... 4
2.5 Pemeliharaan............................................................................ 6
2.6 Pengendalian Hama Penyakit................................................. 7
2.7 Panen......................................................................................... 8
2.8 Penanganan Pasca Panen...................................................... 8
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan............................................................................... 11
3.2 Saran......................................................................................... 11
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Jambu mente (Annacardium occidentale L.) merupakan
tanaman yang serba guna. disamping sebagai sumber pendapatan masyarakat, juga
sangat cocok digunakan dalam konservasi lahan keritis dan gersang, sehingga
tanaman jambu mente ini banyak didapatkan di daerah kering dan di kawasan bekas
tambang (Anonim, 2005).
Tanaman jambu mente sangat prospektif untuk di kembangkan di
Indonesia, karena memiliki daya adaptasi yang sangat luas terhadap faktor
lingkungan. Tanaman jambu mente tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh
serta menghasilkan buah walaupun ditanam di daerah yang kering dan tandus
(gersang).
Tanaman ini sudah cukup lama dikenal di Indonesia, tetapi
tanaman ini belum di budidayakan secara intensif. Padahal hasil utama tanaman
ini, yaitu kacang mente yang merupakan salah satu jenis makanan ringan yang
banyak digemari serta merupakan rasa penyedap rasa produk-produk, seperti es
krim dan coklat batangan. buah semunya pun dapat dimanfaatkan sebagai bahan
olahan.
Tanaman jambu mente mendapatkan prioritas utama dalam
pengembangan di lahan kering adalah, karena tanaman ini tergolong tanaman yang
mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sehingga tanaman ini sangat
dianjurkan untuk di budidayakan
Bertujuan untuk mempelajari dan mengatahui cara budidaya
tanaman jambu mente yang baik dan memberikan keuntungan bagi para petani guna
peningkatan prouksi dan produktivitas tanaman jambu mente.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanaman jambu
mete bukan tanaman asli Indonesia. Beberapa ahli boteni menduga bahwa tanaman
jambu mete berasal dari Amerika Selatan. Dari negara asalnya ini, tanaman jambu
mete menyebar ke seluruh penjuru dunia, terutama di negara-negara yang memiliki
iklim subtropis dan iklim tropis, termasuk Indonesia. Dalam tatanama atau
sistematika (taksonomi) tanaman, jambu mete di klasifikasikan sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Anacardium
Spesies : Annacardium occdentale L
Usaha budidaya tanaman jambu mete,
selain memperhatikan faktor iklim dan tanah, sebaiknya juga memperhatikan
factor penunjang yang berkaitan dengan penentuan lokasi usaha tani.
2.1. Keadaan Iklim
A.
Temperatur
Tanaman jambu mete dapat hidup dan
tumbuh di dataran rendah ataupun dataran tinggi. Suhu udara yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman jambu mete adalah antara 170C-370C.
Iklim yang hangat dan kering sangat
cocok untuk tanaman jambu mete pada saat pembungaan dan pembentukan buah. Iklim
dengan jumlah bulan kering antara 4 – 6 bulan dengan curah hujan 1.500 – 2000
mm/tahun paling cocok untuk pertumbuhan dan pembentukan hasil (buah).
Tingkat kelembapan udara yang cocok
untuk tanaman jambu mete adalah berkisar 70% – 80%. Namun, tanaman jambu mete
masih cukup toleran pada tingkat kelembapan udara antara 60% – 70%.
Penyinaran matahari yang cukup
tinggi sepanjang tahun sangat diperlukan oleh tanaman jambu mete untuk
pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif. Selain itu, penyinaran
matahari yang cukup sangat diperlukan untuk proses fotosintesis tanaman.
2.2. Keadaan Tanah
A.
Jenis tanah
Jenis-jenis tanah yang cocok untuk
budi daya tanaman jambu mete adalah tanah latosal merah yang solumnya dalam,
tanah alluvial, tanahlaterit, tanah pedsolik, dan tanah regosal.
Agar keadaan sifat kimia tanah cocok
untuk penanaman jambu mete, maka derajat keasaman tanah pada lokasi yang akan
ditanami harus ditelitri terlebih dahulu. Cara meneliti keasaman tanah dapat
dilakukan dengan menggunakan pH meter. Keasaman (pH) tanah yang rendah (kurang
dari 5,5) dapat diatasi dengan pemberian belerang. Sedangkan apabila pH
tanahnya tinggi (lebih dari 6,3) dapat diturunkan dengan memberikan pengapuran.
C. Sifat fisik tanah
Sifak fisik tanah yang penting
adalah tekstur dan struktur tanah. Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman jambu
mete adalah tanah yang bertekstur lempung berpasir, liat berpasir, tanah
berpasir, dan pasir liat. Sdangkan struktur tanah yang baik untuk tanaman jambu
mete adalah tanah yang genbur dan mudah mengikat air (porous}.
D. Sifat biologi tanah
Tanaman
jambu mete memerlukan sifat biologis tanah yang baik. Jika sifat biologis tanah
baik, maka produktivitas jambu mete akan menjadi tinggi. Sifat biologis tanah
yang baik dicirikan oleh banyaknya bahan organik/humus di dalam tanah dan
banyaknyaorganisme dalam tanah.
E. Ketinggian tempat
Di dataran rendah hingga dataran
medium dengan ketinggian tempat 0-700m diatas permukaan laut, tanaman jambu
mete dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Di dataran tinggi (di
atas 1000 m dpl), produktivitas tanaman jambu mete makin berkurang.
F. Derajat kemiringan tanah
Secara teknis, tanah yang miring
ataupun bergelombang dapat digunakan untuk budi daya tanaman jambu mete,
asalkan kemiringannya tidak lebih 30%. Tanah yang memiliki kemiringan 30% berarti
pada jarak 100 m perbedaan ketinggiannya adalah 30 m. Tanah miring ataupun
tanah bergelombang jika akan digunakan untuk usaha penanaman jambu mete harus
dibuat teras-teras atau tanggul- tanggul.
2.3. PEMBIBITAN TANAMAN JAMBU METE
Pembibitan tanaman jambu mete dapat
dilakukan secara generatif atau secara vegetatif. Pembibitan secara generatif
adalah pembibitan yang dilakukan dengan dengan penyemaian biji. Sedangkan
pembibitan secara vegetatif dalah pembibitan yang dilakukan dengan penyambungan
(grafting), pencangkokan (air layering), okulasi (budding), dan perundukan
cabang bagian bawah tanaman (groung layering). Keuntungan pembibitan secara
vegetatif adalah ukuran tanaman seragam, waktu berbuah lebih cepat, dan
produksinya lebih tinggi daripada pembibitan dengan biji.
Pekerjaan pembibitan jambu mete
meliputi lima hal, yaitu pembuatan kebun induk, pengadaan benih, penyiapan
lahan pembibitan, penanaman benih dan pemeliharaan di persemaian, penyambungan
serta pemeliharaan bibit.
2.4. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN JAMBU METE
A. Penanaman Bibit di Kebun
1. Penentuan Saat Tanam
Jadwal
tanam yang tepat dilahan kering adalah pada permulaan musim hujan sampai dengan
pertengahan musim hujan, yakni bulan Oktober/November sampai dengan Desember/Januari.
Penanaman di lahan yang beririgasi teknis, saat tanam dapat dilakukan kapan
saja karena kebutuhan air untuk pertumbuhan bibit selama masa pertumbuhannya
dapat dicukupi dari air irigasi.
2. Persiapan Lahan
Penyiapan lahan untuk penanaman jambu
mete yang utama adalah pembersihan semak belukar, sisa-sisa bekas tanaman
sebelumnya, pembuatan parit irigasi dan drainase, pembuatan jalan control,
pembuatan jalan angkutan produksi, dan pembrntukan teras-teras bagi lahan
miring.
3. Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam yang dianjurkan untuk
budi daya tanaman jambu mete adalah sebagai berikut :
a.
6 m X 8 m : Jarak dalam barisan
tanam yang membujur arah Barat – Timur adalah 6m dan jarak antar barisan tanam
8 m
b.
8 m X 10 m : Jarak dalam barisan 8 m
dan jarak antar barisan tanam 10 m
c.
12 m X 12 m : Jarak dalam barisan
12m dan jaraj antar barisan tanam 12 m.
4. Pembuatan Lubang tanam
Lubang tanam dibuat menurut jarak
tanam yang telah ditetapkan. Ukuran lubang tanam adalah 50 cm X 50 cm X 50 cm.
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan secara manual atau dengan peralatan
tekhnis.
5. Penanaman
Langkah-langkah
penanaman bibit mete di dalam lubang tanam adalah :
a.
Lubang tanam ditutup dengan tanah
seperti semula, yakni lapisan tanah bagian bawah dimasukkan ke dalam lubang
tanam terlebih dahulu, kemudian menyusul lapisan tanah atas yang telah dicampur
dengan pupuk kandang. Setelah itu, lubang tanam yang telah ditutup biarkan selama
2 – 4 hari sebelum ditanami bibit jambu mete.
b.
Buat lubang tanam sebesar kantong
polybag yang digunakan untuk pentemaian bibit jambu mete pada lubang tanam yang
telah ditutup tadi. Pembuatan lubang tanam harus tepat di tengah.
c.
Masukkan bibit jambu mete beserta
tanahnya kedalam lubang tanam dengan melepas kantong polybag terlebih dahulu,
kemudian timbun dengan tanah galian tadi sampai se batas leher akar sambil
ditekan-tekan sedikit agar tanaman dapat berdiri tegak dan kuat.
d.
Selesai penanaman, di sekitar
tanaman dapat diberi mulsa jerami padi untuk menjaga kelembapan tanah, kemudian
disiram air secukupnya.
6. Waktu Tanam
Waktu
penanaman bibnit jambu mete yang baik adalah pada pagi hari sebelum pukul 09.00
atau pada sore hari setelah pukul 15.00. Penanaman bibit jambu mete pada siang
hari dapat menyebabkan kelayuan, bahkan mati.
7. Penyulaman
Penyulaman adalah penggantian
tanaman yang rusak akibat serangan hama dan penyakit, tanaman yang tumbuh
kerdil, dan tanaman yang mati. Penyulaman harus segera dilakukan apabila ada
bibit yang pertumbuhannya kurang baik, rusak, atau mati. Bibit sulaman harus
diambil dari bibit cadangan yang memilikiumur sama dengan tanaman yang
digatiokan. Penyulaman untuk tanaman jambu mete masih dapat dilakukan sampai
tanaman berumur 2 – 3 tahun.
2.5. Pemeliharaan Tanaman
A.
Penyiangan
Rumput atau gulma yang tumbuh di
areal perkebunan jambu mete sangat mengganggu pertumbuhan tanaman jambu mete
dan pembentukan hasilnya. Penyiangan rumput/gulma yang sempurna dapat
meningkatkan perkembangan tajuk tanaman sehingga tanaman tersebut dapat
mereduksi luas permukaan tanah dan pada saat yang sama dapat meningkatkan
produksi tanaman.
B.
Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan
unsure makanan yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur makanan yang
diperlukan oleh tanaman dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu unsur makro yang
terdiri atas nitrogen, phospat, kalium, belerang, magnesium, dan kalsium.
Unsuir mikro terdiri atas molybdenum (Mo), tembaga (Cu), boron (B), seng (Zn),
besi (Fe), mangan (Mn) dan lain-lain.
C.
Penyiraman
Air merupakan bahan pelarut sel dan
merupakan medium untuk pengangkutan unsure hara dalam tan ah. Air juga dapat
mempertahankan turgor dalam proses transpirasi. Di samping itu, air itu sendiri
unsure hara bagi tanaman.
D.
Pemangkasan
Dengan pemangkasan, maka akan
terbentuk percabangan yang bagus, tajuk yang luas, dan pohon yang luas.
pemangkasan ini harus dimulai sejak tanaman masih berupa bibit sampai tanaman
berbuah. Pemangkasan tanaman yang masih berupa bibit hanya dilakukan untuk
membuang tunas-tunas sampingnya saja.
E.
Perlindungan tanaman
Perlindungan tanaman dari serangan
hama dan penyakit pada prinsipnya dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut :
a.
Tindakan preventif, yaitu mencegah
serangan hama dan penyakit dengan melakukan pengolahan tanah secara intensif,
menanam dengan jarak tanam yang sesuai, penyiraman dengan air yang dehat, dan
penyiangan.
b.
Tindakan kuratif, yaitu
mengendalikan serangan hama dan penyakit. Dengan memelihara/menyebarkan musuh
alami (predator), membunuh hama secara langsung , memangkas bagian tanaman yang
terserang hama/penyakit dan membakarnya, atau menyemprot tanaman dengan
obat-obatan pemberantas haman dan penyakit.
2.6. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
Tanaman jambu
mete tidak luput dari serangan hama dan penyakit, beberapa hama yang menyerang
tanaman jambu mete antara lain ulat kipas, kutu daun, penggerek batang dan
akar, pengendaliannya dapat dilakukan dengan memungut ulat-ulat yang
berkelompok pada daun, lalu memusnahkannya dengan menyemprotkan insektisida,
memangkas bagian tanaman yang terserang, serta memoles sekitar permukaan
pangkal batang/akar dengan suspensi BMC.
Begitupula
dengan penyakit yang menyerang tanaman ini ada beberapa jenis penyakit yang
menyerang seperti layu pada bibit, mati pucuk, busuk kering pada buah dan biji,
anthracnosis pada daun dan lain-lain. Dapat pula dikendalikan dengan cara
pengolahan tanah secara intensif, penyemprotan dengan fungisida medesinffektan
benih dan bibit, menanam dengan jarak tanam yang sesuai serta sanitasi kebun.
2.7. PANEN
Panen buah mete
umumnya dilakukan dengan memetik buah-buah yang telah masak dipohon atau
memungut buah-buah yang telah gugur di tanah tetapi sudah matang. Pemetikan
buah mete ini tidak dapat dilakukan sekaligus karena buah mete tidak masak
secara bersamaan, pemetikan dapat dilakukan setiap 3 – 5 selama 2 – 3 bulan.
tewrgantung pada banyaknya buah, buah-buah yang telah mencapaiu derajat
kemasakan yang optimal ditandai dengan penampakan fisik buiah semu seperti buah
semu berwarna merah cerah jingga atau kuning, daging buah semu jika dipijit
sudah agak terasa lunak, dan buah telah berumur 60 – 70 hari sejak bunga mekar.
2.8. PENANGANAN PASCA PANEN
A.
Pemisahan buah dari tangkai
Biji mete harus dipisahkan dari buah
semunya. Cara memisahkannya biji mete cukup dengan cara dipuntir kemudian
ditaruh di tempat terpisah, setelah itu biji mete tadi dicuci untuk
membersihkan segala kotoran yang menempel.
B.
Sortasi dan Grading jambu mete
Biji-biji mete yang telah dipisahkan
dari buah semunya harus segera disortasi yaitu pemisahan antara biji yang baik
dan biji mete yang rusak dan sekaligus dilakukan grading yaitu pengelompokkan
biji mete yang b erukuran besar dan kecil. Tujuan keduanya adalah untuk
menyeragamkan ukuran agar memudahkan proses pelembapan, penggorengan dan
pemecahan.
C.
Pengeringan biji mete
Biji mete yang telah dipetik masih
memiliki kadar air sekitar 25%, oleh karena itu biji mete yang telah di panen
tersebut segera dikeringkan untuk mempertahankan kualitas biji. Pengeringan
dapat dilakukan denmgan cara dijemur di bawah panas matahari dengan dihamparkan
di lantai jemur, pengeringan biji mete dilakukan hingga kadar airnya mencapai 5
%.
D.
Penyimpanan biji mete gelondong
Biji-biji mete yang telah kering
harus segera disimpan dengan baik agar kualitas biji tersebut tetap baik.
hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan biji mete gelondong adalah suhu
udara dan kelembapan udara di dalam tempat penyimpanan.
E.
Pelembapan biji mete
Biji mete yang telah dikeringkan dan
disimpan umumnya memiliki kadar air 5%, biji tersebut bila akan dipecah untuk
diambil kacang metenya harus digoreng terlebih dahulu, namun sebelum di goring
biji mete yang memiliki kadar air rendah harus dinaikkan lagi kadar airnya
hingga batas optimum sekitar 16%, peningkatan kadar air biji mete dilakukan
dengan cara pelembapan. Lama proses pelembapan bervariasi antara 24 – 48 jam (1
– 2 hari) tergantung pada besarnyaukuran biji mete, kadar air dikehendaki,dan
proses pelembaban yang digunakan.
F.
Pengembalian kacang mete
Kacang mete merupakan bagian yang
dikonsumsi. untuk mengambil kacang mete kulit mete dipecah atau
dikupas.pengupasan kulit mete dapat dilakukan secara mekanis,semi mekanis,atau
secara manual.
G.
Pengeringan kacang mete
Kacang mete yang telah dipisahkan
dari kulitnya dikeringkan lagi hingga kadar air mencapai sekitar
3%.Pengeringgan kacang mete ini bertujuan untuk memudahkan pengelupasan kulit
dari kacang mete dan mencegah dari serangan jamur,danhama,serta meningkatkan
daya tahan.
H.
Pengupasan kulit ari
Pengupasan kulit ari kacang mete
dilakukan segera setelah pengeringaan pengupasan kulit ari kacang mete yang
dilakukan secara manual dapat dikerjakan dengan penggesekan menggunakan jari
tangan secara hati-hati atau menggunakan pisau jika sulit dilakukan dengan
tangan.
I.
Pelembapan mete
Sebelum dikemas kacang mete yang
telah dikeringkan dengan kadar air 3% harus dilembabkan hingga mencapai kadar
air 5%.Pelembapan kacang mete dilakukan dengan menyimpannya di dalam ruang
pelembang secara beberapa jam.
J.
Pengemasan
Untuk
mencegah kerusakan kacang mete perlu dikemas dengan baik pengemasan selain
melindungi kacang mete dari kerusakan serangga, bertujuan pula untuk melindungi
kerusakan mekanis karena penggangkutan untuk kerusakan fisiologis karena
pengaruh lingkungan suhu dan kelembapan.
K.
Menyimpan kacang mete.
Dalam penyimpanan ada beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti ruang gudang penyimpangan harus selalu
bersih,memiliki konstruksi yang kuat,pintu-pintu yang rapat,memiliki
ventilasi,memiliki penerangan,penantaan peti kemas harus disusun secara
teratur,suhu udara dalam gudang di usahakan sel;alu konstan (30oC- 370C).
L.
Pemasaran hasil
Pasar kacang mete sangat luas mulai
dari tingkat rumah tangga hingga tingkat industri makanan. factor penting dalam
memasarkan hasil panen kacang mete adalah mendapatkan harga yang tinggi.
Pemasaran kacang mete dengan jalur pemasaran yang pendek dapat menguntungkan
semua pihak yaitu petani produsen, lembaga pemasaran, dan konsumen.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Bahwa budidaya
tanaman jambu mente memiliki potensi untuk dibudidayakan karena memiliki nilai
jual yang cukup tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani serta
menjadi konservasi tanah dan air.
3.2. Saran
Disarankan agar dilakukan praktek tentang budidaya jambu mente dengan
pemberian pupuk organik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Teknik Budidaya Jambu Mente. Lokakarya, Bandung.
Adi Sarwanto,
2003. Meningkatkan Produksi
Kacang-Kacangan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Cahyono B,
2005. Manfaat Jambu Mente. Tarat, Baandung.
Nunug, 2000. Budidaya Jambu Mente. Bina Aksarah,
Jakarta.
Pitojo, 2005. Konserfasi lahan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Samsoeri, 2003.
Usaha Budidya Pepaya. Kanisius, Yogyakarta.
Soewito, 1990. Bercocok Tanam Pepaya. Penebar Swadaya,
Yakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar